Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

Kompas.com - 26/04/2024, 05:15 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lebih dari seratus calon legislatif (caleg) yang diprediksi lolos sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada Pemilu 2024 terindikasi dinasti politik.

Para caleg tersebut merupakan keluarga dari pejabat publik yang pernah atau sedang menjabat, baik anak, istri, adik, suami, kakak, keponakan, atau memiliki hubungan kekerabatan lain.

Temuan ini tertuang dalam laporan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang ditulis oleh Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes. Arya telah mengizinkan Kompas.com untuk memberitakan temuan ini.

“Anggota DPR yang memiliki hubungan dengan dinasti politik cukup tinggi. 138 dari 580 anggota DPR memiliki hubungan dengan dinasti (atau 23,8 persen dari total anggota DPR),” tulis Arya.

Baca juga: Menyambut Pilkada: Dinasti Politik dan Klientelisme

Dilihat berdasarkan partai politik (parpol), caleg DPR terpilih yang terindikasi dinasti politik paling banyak berasal dari Partai Nasdem. Menyusul selanjutnya PDI Perjuangan, lalu Partai Gerindra.

Sementara, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi parpol dengan persentase caleg dinasti politik paling minim.

Berikut komposisi anggota DPR terpilih berdasarkan hubungan dengan dinasti politik:

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

  • Total kursi: 68
  • Terasosiasi dinasti: 9 orang (17,6 persen)
  • Tidak terasosiasi dinasti: 82,4 persen

Partai Gerindra

  • Total kursi: 86
  • Terasosiasi dinasti: 22 orang (25,6 persen)
  • Tidak terasosiasi dinasti: 74,4 persen

PDI Perjuangan

  • Total kursi: 110
  • Terasosiasi dinasti: 30 orang (27,3 persen)
  • Tidak terasosiasi dinasti: 72,7 persen

Partai Golkar

  • Total kursi: 102
  • Terasosiasi dinasti: 27 orang (26,5 persen)
  • Tidak terasosiasi dinasti: 73,5 persen

Partai Nasdem

  • Total kursi: 69
  • Terasosiasi dinasti: 23 orang (33,3 persen)
  • Tidak terasosiasi dinasti: 66,7 persen

Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

  • Total kursi: 53
  • Terasosiasi dinasti: 6 orang (11,3 persen)
  • Tidak terasosiasi dinasti: 88,7 persen

Baca juga: CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Partai Amanat Nasional (PAN)

  • Total kursi: 48
  • Terasosiasi dinasti: 9 orang (18,8 persen)
  • Tidak terasosiasi dinasti: 81,3 persen

Partai Demokrat

  • Total kursi: 44
  • Terasosiasi dinasti: 9 orang (20,5 persen)
  • Tidak terasosiasi dinasti: 79,5 persen

Dari jumlah tersebut, caleg yang merupakan anak pejabat publik menempati persentase dinasti politik paling tinggi (53 orang). Menyusul kemudian istri (30 orang) dan adik (20 orang) dari pejabat publik.

Ada pula suami (10 orang), kakak (7 orang), keponakan (7 orang) dari pejabat publik, dan hubungan kekerabatan lainnya (11 orang).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com