Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Kompas.com - 23/04/2024, 20:33 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengajak semua pihak bersatu setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan menolak permohonan sengketa hasil Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 pada Senin (22/4/2024).

Zulhas menilai, putusan MK bersifat final dan mengikat. Dengan demikian, masing-masing pihak dapat menerima putusan tersebut dan mengakhiri sengketa pilpres yang menguras energi dan waktu.

Meski terdapat hakim MK yang menyatakan berbeda pendapat atau dissenting opinion, Zulhas menilai hal ini wajar saja. Terlebih, putusan MK bersifat lembaga, bukan berasal dari perorangan hakim.

Baca juga: Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

“Saya mengajak seluruh pihak menghormati dan bersatu untuk menatap hari esok,” kata Zulhas di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN, Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2024).

Setelah putusan MK, Zulhas mengajak semua pihak bersatu membangun Indonesia. Menurutnya, Indonesia memiliki semua syarat untuk menjadi negara maju.

Untuk mewujudkan hal tersebut, kata dia, diperlukan kobalorasi, kerja sama, serta upaya semua pihak untuk memperkuat persatuan.

“Negara sebesar Indonesia tidak bisa dibangun oleh satu kelompok. Oleh karena itu, kita eratkan kembali persaudaraan untuk menatap hari esok lebih baik,” tuturnya.

Terkait jatah menteri di kabinet mendatang, Zulhas menyerahkan sepenuhnya kepada presiden terpilih pada Pemilu 2024 Prabowo Subianto. Terlebih, banyak kader PAN yang hebat dan potensial untuk masuk kabinet.

Baca juga: Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Sejauh ini, PAN selalu setia mendukung Prabowo sejak Pilpres 2014 hingga 2024. Sebagai pembantu presiden terpilih, PAN siap dengan keputusan yang diambil Prabowo.

Zulhas juga tidak keberatan dengan bergabungnya partai di luar koalisi, seperti Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Hal tersebut, kata dia, akan dibicarakan Koalisi Indonesia Maju setelah penetapan calon presiden-calon wakkil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming sebagai presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pilpres 2024, Rabu (24/4/2024).

“Setelah penetapan, saya kira akan ada agenda pembicaraan untuk menentukan kondisi selanjutnya. Sampai hari ini memang baru sebatas silaturahmi. PAN ikut arahan presiden terpilih maunya seperti apa. Pan selalu taat pada pemimpin,” kata Zulhas.

Baca juga: Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Hal senada diungkapkan pula oleh Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto. Menurutnya, PAN menyerahkan sepenuhnya keputusan untuk menambah koalisi kepada presiden terpilih Prabowo Subianto.

Yandri mengaku tidak tahu berapa jumlah kursi serta nama yang diusung PAN untuk menjadi menteri. Menurutnya, hal itu hanya diketahui Ketum PAN Zulhas.

“Saya menyerahkan keputusan itu sepenuhnya kepada Ketua Umum PAN. Sejauh ini, Ketum PAN yang berkomunikasi dengan Prabowo,” kata Yandri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com