Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Jokowi dan Politisasi Bansos Disorot dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kompas.com - 02/04/2024, 09:17 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyaluran bantuan sosial (bansos) hingga peran Presiden Joko Widodo disorot dalam sidang sengketa pemilihan presiden (Pilpres) di Mahkamah Konstitusi (MK) di Gedung MK, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2024) kemarin.

Sidang itu beragendakan mendengarkan keterangan para saksi dan ahli dari kubu pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

Penyaluran bansos menjelang hari pemungutan suara pada 14 Februari 2024 lalu bahkan membuat Mahkamah memutuskan untuk memanggil empat menteri terkait untuk memberikan keterangan pada Jumat (5/4/2024).

Keempat menteri tersebut, adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.

Mereka pun tidak bisa diwakili untuk memberikan keterangan dalam sidang sengketa Pilpres kali ini.

"Jumat akan dicadangkan untuk pemanggilan pihak-pihak yang dipandang perlu oleh Mahkamah Konstitusi berdasarkan hasil rapat Yang Mulia Para Hakim tadi pagi," kata Ketua MK Suhartoyo dalam sidang sengketa Pilpres, Senin.

Baca juga: Soal 4 Menteri Dipanggil MK, Stafsus Presiden: Tidak Perlu Minta Izin Jokowi

Bansos mampu tingkatkan perolehan suara

Sejumlah ahli ekonomi yang didatangkan kubu 01 mengungkap bahwa politisasi bansos berpengaruh pada perolehan suara.

Salah satu saksi ahli yang merupakan ekonom Universitas Indonesia (UI), Vid Adrison menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif antara penyaluran bansos yang notabene meningkat setahun menjelang Pemilu dengan persentase perolehan suara petahana atau kandidat yang didukung petahana.

Pada tahun lalu misalnya, belanja pelindungan sosial naik dari 10,04 persen pada 2022 menjadi 14,56 persen pada tahun 2023. Peningkatan belanja itu, menurut Vid, akan menguat ketika yang mengikuti kontestasi Pilpres adalah petahana.

Vid menyebut penyaluran bansos ini sebagai political budget cycles yang umum terjadi di sejumlah negara.

Namun, efeknya (magnitude) akan jauh lebih besar ketika bansos digunakan di negara berkembang.

Baca juga: Ahli: Pj Kepala Daerah Lakukan Segala Cara Dukung Paslon Jagoan Presiden

Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat pengangguran, hingga tingkat kemiskinan suatu negara.

Vid mengatakan, saat negara sudah maju, masyarakat dapat melihat dan menimbang-nimbang implikasi kehidupannya ke depan dari pilihannya saat Pemilu.

Berdasarkan data yang dipaparkan Vid, pemberian bansos akan meningkatkan margin kandidat petahana atau yang didukung petahana sebesar 6,29-9 persen di provinsi dengan tingkat kemiskinan 10 persen.

Sebagai catatan, margin perolehan suara tersebut belum memperhitungkan dampak bansos ad hoc tahun 2024, seperti bantuan pangan beras hingga BLT El Nino, melainkan hanya bansos rutin yang digulirkan pemerintah.

"Ternyata, kesimpulan besarnya adalah petahana atau kandidat yang didukung oleh petahana akan mendapatkan persentase suara yang lebih tinggi, dan persentase dengan suara pemenang lebih tinggi di daerah dengan kemiskinan yang lebih tinggi," kata Vid di sidang MK, Senin.

Baca juga: Ahli Sebut Para Pakar Sudah Wanti-wanti soal Pj Kepala Daerah, tapi Jokowi Tak Peduli

Lebih lanjut, Vid mengatakan, keefektifan bansos untuk mendulang suara terjadi lantaran beberapa hal.

Pertama, bansos bisa diklaim dari hasil kebijakan pemerintah. Masyarakat tidak bisa menyangkal bahwa bansos tersebut dari pemerintah, bukan atas pihak yang lain.

Kedua, bansos merupakan kebijakan bertarget (targeted) yang menargetkan masyarakat miskin sebagai penerima.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com