Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Melfin Zaenuri
Peneliti

Direktur Eksekutif The Strategic Lab, Mahasiswa Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia

Membedah Resep Melonjaknya Suara Golkar

Kompas.com - 21/03/2024, 05:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SELAIN kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dalam pemilu presiden (pilpres) dengan angka kemenangan fantastis, kejutan lainnya adalah melonjaknya suara Partai Golkar dalam pemilihan legislatif (pileg) 2024.

Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU RI pada 20 Maret 2024, Golkar menempati pemenang kedua pileg dengan raihan 23.208.654 suara atau 15,28 persen, di bawah PDI Perjuangan dengan 25.387.279 suara (16,72 persen) sebagai pemenang pertama dan di atas Partai Gerindra dengan 20.071.708 suara (13,22 persen) sebagai pemenang ketiga.

Suara Golkar tersebut naik 2,97 persen perolehan Pemilu 2019. Dengan raihan suara yang meningkat secara eksponensial tersebut, menurut Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Golkar memperoleh kemenangan di 15 provinsi.

Ketika dikonversi ke kursi parlemen, Golkar akan memiliki 100-an lebih anggota DPR RI. Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar, Maman Abdurrahman, menyebut angka kurang lebih antara 99 sampai dengan 112-an kursi parlemen.

Dengan kemenangan tersebar tersebut, tidak menutup kemungkinan Golkar akan memiliki wakil di Senayan dengan jumlah terbanyak, melampaui raihan kursi PDIP.

Karena presedennya sudah ada: dalam Pemilu 2019, perolehan suara Golkar lebih kecil ketimbang Gerindra, namun dalam konversi kursi parlemen, Golkar berada di atas Gerindra.

Apa yang menyebabkan suara Golkar mengalami lonjakan, padahal tidak ada kader Golkar yang menjadi calon presiden dan calon wakil presiden dalam Pemilu 2024?

Lima resep

Saya menganalisis ada lima faktor (baca: resep) kemenangan Golkar dalam Pemilu 2024.

Pertama, soliditas internal yang relatif stabil. Berbeda dengan Pemilu 2019 di mana Golkar masih berada dalam residu turbulensi kepemimpinan –dualisme kepemimpinan dan kasus korupsi ketua umumnya– pada Pemilu 2024, Golkar menghadapinya dengan kondisi internal yang stabil di hampir semua tingkatan.

Meskipun ada upaya mengganti Airlangga di tengah jalan melalui Munas Luar Biasa (Munaslub), namun dapat teratasi dengan langkah dan manuver politik Golkar yang tepat.

Kedua, infrastruktur politik yang terdistribusi secara merata. Soliditas internal Golkar yang relatif stabil menjadi modal sangat penting untuk menggerakkan infrastruktur politik yang tersebar secara merata hingga ke struktur kepemimpinan terbawah.

Golkar adalah raksasa politik sekaligus –mengutip Fachry Ali dalam kanal Youtube-nya, Kolom Fachry Ali (KOFI TV)– “kumpulan para bintang yang mempunyai kemampuan self-financing.”

Selain itu, infrastruktur politik Golkar tidaklah homogen, tidak hanya berasal dari satu golongan masyarakat.

Menurut Fachry Ali, ada tiga golongan yang menyangga infrastruktur politik Golkar, yaitu kelompok pengusaha (wealth-based political actors) berada pada lapisan elite, kelompok politisi profesional yang berada pada lapisan tengah dan tokoh-tokoh politik yang berakar di tengah-tengah masyarakat (local political lords) yang berada pada lapisan bawah (provinsi).

Ketiga, calon anggota legislatif (caleg) yang kompetitif dan berdaya saing. Di tengah sistem pemilu yang bertumpu pada caleg (candidate-centered) dan budaya politik masyarakat yang masih bergantung pada ketokohan, caleg selalu menjadi ujung tombak Golkar.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com