JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Kuala Lumpur, Umar Faruk mengakui bahwa ada sekitar 81.000 dari 150.000 surat suara yang tidak terkirim ke alamat pemilih. Akibatnya, surat suara yang didistribusikan melalui Pos itu pun kembali ke PPLN.
Hal ini diungkap Umar saat diperiksa sebagai terdakwa kasus dugaan pemalsuan data daftar pemilih tetap (DPT) pada pemilihan umum (Pemilu) 2024 di Kuala Lumpur dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2024).
"Setahu saudara yang dikirim metode pos kan 150.000 sekian, apakah ada surat suara yang dikirim kembali sama pos ke PPLN karena alamat tersebut tidak ada, tidak bisa ditemukan alamatnya?" tanya jaksa.
"Iya," jawab Umar.
"Berapa banyak?" tanya jaksa lagi.
"Laporan terakhir 80.000-an," kata Umar.
Baca juga: 7 Anggota PPLN Kuala Lumpur Didakwa Palsukan DPT Pemilu
Umar menjelaskan bahwa puluhan ribu surat suara itu tak terkirim pos lantaran alamat daftar pemilih tidak dapat ditemukan atau pemilih tak menempati alamat tersebut.
"Sekitar 80.000 yang tidak jelas alamatnya ya dalam metode pos?" tanya jaksa.
"Iya, bisa jadi tidak jelas alamatnya, bisa jadi orangnya yang bersangkutan tidak ada," kata Umar.
"Itulah hasil coklit (pencocokan dan penelitian)-nya teman-teman PPLN seperti itu ya, akhirnya return to sender 80.000. Sekitar 81.000 ya?" tanya jaksa.
"Iya," jawab Umar.
Baca juga: Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui Ubah 1.402 Data DPT Tanpa Rapat Pleno
Berdasarkan surat dakwaan, sebanyak 155.629 surat suara dikirimkan ke daftar pemilih Pemilu 2024 di Kuala Lumpur melalui metode pos.
Namun, sebanyak 81.253 surat suara dikirimkan kembali oleh pos ke PPLN atau return to sender. Pengembalian ini terjadi lantaran pos tak dapat menemukan alamat daftar pemilih.
Dalam perkara ini, tujuh PPLN Kuala Lumpur didakwa telah melakukan tindak pidana pemilihan umum (pemilu) terkait penambahan data DPT.
Ketujuhnya terdakwa itu adalah Ketua PPLN Kuala Lumpur Umar Faruk dan enam anggota PPLN lainnya, yaitu Tita Octavia Cahya Rahayu seorang mahasiswa serta Dicky Saputra.