Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Eng. IB Ilham Malik
Dosen Prodi Perencanaan Wilayah & Kota ITERA

Ketua Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota ITERA. Wakil Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Bidang Kajian Kebijakan Transportasi

Menyempurnakan Management Lalu Lintas Mudik Lebaran 2024

Kompas.com - 13/03/2024, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MUDIK Lebaran tahun ini akan menjadi pembuktian, apakah SOP penanganan transportasi mudik yang pada 2023 lalu sudah dilaksanakan dengan tertib, dapat menjawab tantangan mudik pada 2024.

Data Kemenhub, ada 26,3 juta pergerakan kendaraan, baik darat, laut maupun udara saat mudik Lebaran 2023. Pergerakan ini naik 45 persen jika dibandingkan pada 2022.

Jalan tol yang traffic-nya sempat bermasalah pada 2022, sebenarnya hanya melayani pemudik sebanyak 3,59 juta pergerakan.

Pada 2023 lalu, ada 9,97 juta pergerakan, yang artinya naik 175,56 persen dibanding tahun sebelumnya.

Namun penanganan transportasi yang dilakukan (do something) telah mencegah persoalan traffic yang ekstrem. Traffic management yang dilaksanakan oleh semua pihak terkait mampu menjawab kebutuhan pergerakan di jalan tol.

Begitu juga untuk layanan di angkutan laut, penyeberangan (ASDP), kereta api dan penerbangan. Semua mengalami peningkatan, yang ditandai dengan supply kapasitas terpenuhi oleh demand (skemanya di management supply).

Makin banyak supply layanan, maka terlihat akan semakin meningkat penggunanya. Artinya, terjadi pertumbuhan pergerakan dibanding tahun sebelumnya.

Pada tahun ini, tentu akan terjadi peningkatan jumlah pergerakan pemudik, baik kendaraan, orang maupun barang. Jawaban atas peningkatan tersebut adalah manajement pergerakan (mobility management). Seperti tahun sebelumnya, namun dengan scale up pada pola penanganan dan supply layanan.

Untuk di jalan tol, kemungkinan akan ada penambahan waktu untuk pola traffic satu arah. Dan ini dilakukan mulai dari jaringan jalan raya pengakses jalan tol di kota asal, di jalan tol-nya, hingga ke jalan raya di tempat tujuan.

Konsep delay system (pengendalian supply di gerbang tol) dan di rest area di dalam dan di luar jalan tol, akan dilakukan oleh aparat.

Prediksi volume akan semakin akurat karena sudah ada electronic traffic counting di jalan tol yang bisa membantu pemerintah mengendalikan arus pergerakan.

Untuk di ASDP (penyeberangan), yang paling rentan bermasalah adalah di Selat Sunda. Namun jika melihat kondisi tahun lalu, ketika ada pemilahan antara kendaraan barang dan sepeda motor (ke Pelabuhan Ciwandan – Panjang) dan kendaraan penumpang (Merak – Bakauheni), traffic di pelabuhan utama menjadi sangat menurun.

Di tengah penambahan volume penyeberang, ternyata persoalan penyeberangan menurun sangat drastis. Kita perkirakan, skema ini akan dilaksanakan lagi dengan penyempurnaan di sana-sini.

Untuk angkutan udara dan kereta api, tidak terlalu menjadi masalah. Sebab, sudah ada pengendalian pada “pembelian tiket” secara online. Maka sudah pasti, yang akan datang ke bandara dan stasiun adalah mereka yang sudah dapat tiket dan kursi.

Tidak mungkin akan terjadi over demand. Sebab supply tempat duduknya sudah “dikunci”.

Persoalan yang serius terjadi ada pada transportasi darat. Penggunaan kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor) akan membludak dan supply pergerakannya tidak bisa dibatasi dengan baik. Meskipun ada kebijakan pengendalian waktu libur tempat kerja dan anak sekolah.

Secara total, akan naik untuk jumlah pemudik berkendara ini. Karena itu, manajement volume lalu lintas dengan konsep delay system perlu terus ada, dengan penyempurnaan di sana sini agar dapat memenuhi standar layanan transportasi yang baik.

Tahun 2024 ini akan menjadi pembuktian ulang apakah skema penanganan mudik ini bisa berjalan atau tidak. Khusus untuk skemanya. Adapun untuk skala penanganannya, tentu disesuaikan dengan kondisi yang diprediksi di tahun-tahun tertentu nantinya.

Jika skema ini kembali berjalan dengan baik, maka inilah model traffic management yang akan diberlakukan kedepannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com