Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesimistis dengan Pansus Kecurangan Pemilu yang Dibentuk DPD, Pengamat: Hanya Isi Kekosongan Kinerja

Kompas.com - 07/03/2024, 16:09 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Dedi Kurnia Syah memandang pesimistis Panitia Khusus (Pansus) yang dibentuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terkait kecurangan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 bakal menghasilkan sesuatu untuk perbaikan pesta demokrasi ke depan.

Sebab, DPD tidak memiliki legitimasi kuat selayaknya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Tidak ada pengaruh yang cukup besar dari semua inisiasi DPD, ini dilematis, DPD bahkan seolah tidak dianggap dalam tata politik pemerintahan kita. Jadi, pansus yang dibentuk hanya mengisi kekosongan kinerja DPD," kata Dedi kepada Kompas.com, Kamis (7/3/2024).

Baca juga: DPD RI Sepakat Bentuk Pansus Kecurangan Pemilu

Dedi lantas mencontohkan bagaimana kerja-kerja baik DPD yang menurutnya tetap tidak dipandang seperti ketika DPR bekerja.

Misalnya, ketika DPD mencoba mengusulkan rancangan undang-undang (RUU) dengan kajian akademik yang menurutnya baik.

Hanya saja, Dedi tak mencontohkan RUU usulan DPD yang dimaksud.

"Dalam kerja yang terstruktur sekalipun, DPD mengusulkan rancangan UU dengan kajian akademik yang baik, tetapi usulan itu tetap saja DPR yang punya legitimasi untuk lanjutkan atau tidak sehingga DPD ini nyaris keberadaannya memang tidak dianggap," terang Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini.

Baca juga: Tegaskan Sungguh-sungguh soal Hak Angket, PDI-P Siapkan Naskah Akademik

Oleh karenanya, Dedi menyarankan ada perubahan undang-undang menyangkut kekuatan DPD.

Dia berharap ada UU khusus untuk DPD yang menyangkut kewenangan setara dengan DPR.

Hal ini dinilai bakal membuat hasil kerja DPD terlihat oleh publik.

"Jika ingin melihat ada hasil kerja DPD, maka perlu diubah atau dibuat UU khusus DPD yang memberikan kewenangan pada mereka, minimal setara DPR RI," pungkasnya.

Baca juga: JK Ingatkan Bakal Muncul Parlemen Jalanan Jika Pemilu Tak Dievaluasi Secara Konstitusional

Sebelumnya, Deputi Bidang Persidangan DPD Oni Choiruddin mengatakan, pansus kecurangan Pemilu 2024 dibentuk karena para anggota dewan mendapat laporan dari masyarakat terkait kecurangan pemilu.

Oni menyebut anggota DPD mendapat laporan itu ketika sedang berkeliling di masa reses.

"Diputuskan untuk pembentukan pansus dugaan kecurangan Pemilu 2024. Pansus itu kan melihat bahwa sekarang itu dari aspirasi masyarakat, kan anggota reses kemarin, begitu masuk kan ini sidang pembukaan," ujar Oni saat dihubungi, Rabu (6/3/2024).

"Sebelumnya kan anggota melakukan kegiatan reses atau aspirasi masyarakat yang diterima oleh anggota, itu jadi diduga ada kecurangan Pemilu 2024," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com