KUPANG, KOMPAS.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Silmy Karim menyatakan pihaknya tengah memperjuangkan tunjangan untuk pegawainya yang bertugas di perbatasan.
Pernyataan itu Silmy sampaikan dalam dialog Pengarahan Dirjen Imigrasi Kepada Jajaran Unit Pelaksana Teknis (UPT) Imigrasi Kantor Wilayah Kemenkumham Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kita sedang memperjuangkan tunjangan khusus di perbatasan, baik di tempat-tempat yang kiranya memerlukan juga tambahan tunjangan karena memang lebih mahal (biaya hidup)," kata Silmy di Kantor Kanwil Kupang, NTT, Kamis (7/3/2024).
Baca juga: Saat WN Korsel Tak Akui Bunuh Petugas Imigrasi, tapi Polisi Beberkan Sederet Bukti Tak Terbantahkan
Dalam kunjungan ini, Silmy mendatangi Kantor Imigrasi (Kanim) dan Rumah Detensi Imigrrasi (Rudenim) Kupang guna meninjau kodnisi serta kebutuhan mereka.
Silmy menagih masukan dan permintaan dari para petugas Imigrasi di NTT yang berbatasan dengan Timor Leste itu untuk menyampaikan kebutuhan mereka.
Kebutuhan itu meliputi sarana dan prasarana (Sarpras) seperti gedung dan peremajaan kendaraan, penempatan tugas, SDM, IT, dan lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Kanwil Kemenkumham NTT, Mariana Dominika Jone menyampaikan berbagai kesulitan yang dihadapi para petugas Imigrasi di daerah.
Baca juga: Detik-detik WN Korsel Bunuh Petugas Imigrasi dari Jendela Apartemen: Sempat Ribut dan Cekik Temannya
Dua di antaranya menyangkut sarana dan prasarana Kanim di sejumlah daerah yang menyedihkan. Padahal, mereka harus melayani warga negara asing (WNA) hingga mengawasi pos perbatasan.
"Kalau Kupang bagus Pak, Rudenim di Kupang masih sangat bagus dibanding dengan Pak Jaya, Labuan Bajo," ujar Marciana.
"Orang asing itu sangat banyak. Tahun lalu sekitar 12 ribu yang masuk tapi kantornya menyedihkan, Pak," lanjut Marciana.
Selain fasilitas kantor yang buruk, petugas Imigrasi yang berminat di Labuan Bajo kebanyakan bukan warga setempat sehingga mereka harus menyewa indekos.
Baca juga: Polisi: Petugas Imigrasi Tewas Jatuh dari Lantai 19 Apartemen karena Didorong
Sementara, tarif sewa indekos dan biaya hidup di Labuan Bajo sangat mahal.
"Gaji mereka lebih banyak ya lebih banyak (untuk) kos jadi mereka tidak punya simpanan," kata Marciana.
Silmy pun memperhatikan dengan seksama keluhan jajarannya di daerah. Ia meminta mereka mengajukan berbagai kebutuhan yang menyangkut organisasi dan tugas Imigrasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.