Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Peristiwa Kekerasan di Papua Sepanjang Januari-Februari, Sebabkan 4 Orang Tewas

Kompas.com - 04/03/2024, 15:23 WIB
Singgih Wiryono,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) merilis tujuh peristiwa kekerasan di Papua yang menyebabkan empat korban tewas dan enam lainya luka-luka.

Koordinator Kontras, Dimas Bagus Arya mengatakan, tujuh peristiwa ini terjadi dalam kurun waktu dua bulan, yakni Januari-Februari 2024.

"Tindak kekerasan tersebut antara lain meliputi penembakan, penyiksaan, serta penangkapan sewenang-wenang," katanya dalam konferensi pers yang digelar di kantor Kontras, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (4/3/2024).

Baca juga: Terluka Ditembak KKB Papua, Personel Brimob NTT Terima Kenaikan Pangkat Luar Biasa

Kekerasan tersebut paling banyak terjadi di Provinsi Papua dan Papua Tengah.

Kasus pertama terjadi pada 6 Januari 2024.

Dimas mengatakan, kekerasan penganiayaan warga sipil itu dilakukan anggota TNI dengan inisial Pratu A saat Dewan Adat Grime Nawa menyerahkan dokumen pernyataan sikap pasca konflik yang terjadi di Distrik Namblong, Kabupaten Jayapura.

Dalam tuntutan itu, salah satu poin meminta agar TNI memberi hukuman berat atau pemecatan kepada Pratu A yang melakukan pembunuhan terhadap Daud Bano warga Kampung Kwansu.

Baca juga: Menyoal Penangkapan 2 Remaja di Papua yang Jadi Saksi Penembakan Pesawat di Yahukimo

Peristiwa kedua terjadi pada 23 Januari 2024 di Intan Jaya, Papua Tengah.

"Anggota TNI diduga membunuh seorang warga sipil bernama Meiklas Nambagani, seorang pemuda berumur 23 tahun di kampung Bilogai, Intan Jaya," kata Dimas.

Peristiwa ketiga, terjadi 27 Januari masih di Intan Jaya, Papua Tengah. Penembakan anggota TNI terhadap dua warga sipil. Satu di antara mereka tewas di lokasi kejadian tanpa sempat dilarikan ke puskesmas terdekat.

"Warga yang tewas adalah Yusak Sondegau dia kehilangan nyawa pada 21 Januari 2024. Menurut beberapa saksi, peluru bersarang di panggungnya," tutur Dimas.

Baca juga: Aparat Tangkap Anggota KKB di Puncak Papua Tengah

Peristiwa keempat terjadi pada 2 Februari di Intan Jaya, Papua Tengah peristiwa penangkapan sewenang-wenang warga sipil dengan inisial SN (21), DIA (21), EZ (22), dan TW (21) yang ditangkap prajurit TNI di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.

Peristiwa kelima pada 5 Februari 2024 di Ilaga, Provinsi Papua. Peristiwa penyiksaan warga sipil yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan dua lainnya luka-luka.

Peristiwa keenam, penyiksaan yang terjadi di Yahukimo, Papua Pegunungan pada 24 Februari. Korban adalah remaja berusia 15 tahun.

Terakhir, pada 17 Februari di Yahukimo yaitu penembakan warga sipil yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Satu orang penumpang sipil terluka akibat terkena serpihan kabin.

Kontras pun mendesak agar Komnas HAM melakukan investigasi menyeluruh terkait rentetan peristiwa itu.

"Komnas HAM untuk segera melakukan investigasi secara independen dan imparsial atas seluruh dugaan tindak kekerasan, penyiksaan, dan dugaan pelanggaran HAM yang selama ini terjadi di Papua," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com