KOMPAS.com - Tanggal 27 Februari 2024 jatuh pada hari Selasa. Tanggal ini diperingati sebagai Hari Peringatan Peristiwa Pertempuran Selat Sunda.
Selain itu, terdapat pula peringatan dan perayaan lain pada hari ini. Berikut beberapa peringatan yang jatuh pada 27 Februari 2024.
Tanggal 27 Februari diperingati sebagai Hari Peringatan Peristiwa Pertempuran Selat Sunda.
Hari Peringatan Peristiwa Pertempuran Selat Sunda merupakan peristiwa sejarah tak terlupakan yang ada di perairan Indonesia.
Meskipun tidak menyeret Indonesia namun tragedi pertempuran Selat Sunda pada 27 Februari patut dikenang.
Selat Sunda dikenal dengan selat yang memisahkan Pulau Jawa dan Sumatera. Selat ini merupakan jalur perairan penting selama masa kolonialisme.
Kala itu Indonesia sering berhadapan dengan kapal perang Belanda. Beberapa kapal perang Belanda tenggelam di perairan Selat Sunda.
Pada tanggal 27 Februari 1942, terjadi pertempuran antara Jepang dan sekutu ABDA (Australia, Inggris, Belanda, dan Amerika Serikat) pada era Perang Dunia ke-2.
Armada Sekutu termasuk kapal-kapal Belanda, Inggris, dan Australia berusaha menghadang serangan Jepang yang mengancam Singapura. Dalam pertempuran ini, HNLMS De Ruyter berada di barisan depan dan turut bertempur dengan gagah berani.
Namun, serangan udara dan laut Jepang yang hebat mengakibatkan kerusakan yang parah pada kapal tersebut. Pada akhirnya, HNLMS De Ruyter tenggelam di lepas pantai Jawa, dekat Pulau Bawean dan Jepang menang atas sekutu.
Tragedi ini mengakibatkan banyak korban jiwa dan menjadi pukulan berat bagi armada Sekutu di wilayah Asia Tenggara.
Baca juga: Tantangan Baru ASDP Mengelola Penyeberangan Selat Sunda
Dalam kancah global, ada peringatan Hari Beruang Kutub Internasional yang diperingati setiap 27 Februari.
Hari ini diinisiasi oleh Organisasi nirlaba Polar Bears International (PBI) dibentuk pada tahun 1994 dan diadakan pada tahun 2011 untuk pertama kali.
Beruang kutub diyakini oleh para ilmuwan hadir di planet ini sekitar 150.000 tahun yang lalu.
Sayangnya populasi beruang kutub semakin hari semakin berkurang. Hal ini salah satunya karena perburuan dan meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil.
Pembakaran batu bara, minyak, dan gas mencairkan es laut, menyebabkan permukaan laut naik dan mengubah lanskap lingkungan beruang kutub.
Hingga kemudian pada tahun 1973, AS, Denmark, Norwegia, dan bekas Uni Soviet menandatangani Perjanjian Internasional tentang Konservasi Beruang Kutub dan Habitatnya.
Perjanjian tersebut mengatur perburuan komersial dan pemerintah AS mengklasifikasikan beruang kutub sebagai hewan yang terancam punah.dan menjalankan misinya untuk menetapkan program aksi untuk melindungi beruang kutub yang terancam punah.
Referensi: