Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Istri Pejabat dan Ketum Parpol Berebut Kursi Parlemen, Berikut Perolehan Suaranya

Kompas.com - 24/02/2024, 09:49 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah istri pejabat dan ketua umum partai politik (parpol) mengikuti langkah sang suami terjun ke kancah politik.

Para istri pejabat dan ketum parpol ini mencalonkan diri sebagai anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2024. Mereka memperebutkan kursi Parlemen melalui partai dan daerah pemilihan (dapil) yang berbeda-beda.

Dari Partai Golkar, misalnya, ada istri dari mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Atalia Praratya, yang mencalonkan diri di dapil Jawa Barat I meliputi Kota Bandung dan Kota Cimahi.

Dari Golkar pula, istri dari mantan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Idah Syahidah Rusli Habibie, mencalonkan diri di dapil Gorontalo. Idah saat ini menjabat sebagai anggota Komisi VIII DPR RI.

Sementara, dari Partai Nasdem, ada Julie Sutrisno Laiskodat yang tak lain merupakan istri dari mantan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Laiskodat. Julie yang merupakan anggota Komisi IV DPR RI ini maju di dapil NTT I.

Baca juga: Golkar Tak Setuju Hak Angket Kecurangan Pemilu, Singgung Mekanisme di MK

Selanjutnya, dari Partai Demokrat, ada istri dari Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan, Ingrid Maria Palupi Kansil, yang bertarung di dapil Jawa Barat VI meliputi Kota Bekasi dan Depok.

Lalu, dari Partai Amanat Nasional (PAN), ada Yane Ardian Rachman yang merupakan istri dari mantan Wali Kota Bogor Bima Arya. Yane maju di dapil Jawa Barat III yang meliputi Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor.

Kemudian, dari Partai Perindo ada Liliana Tanoesoedibjo, istri dari Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo. Liliana mencalonkan diri di dapil DKI Jakarta II yang meliputi Kota Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan konstituen Indonesia di luar negeri.

Ada pula istri dari Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, Hisan Anis Matta, yang mencalonkan diri lewat Partai Gelora dapil Jawa Barat V yang meliputi Kabupaten Bogor.

Berikut perolehan suara sementara para istri pejabat dan ketum parpol merujuk pada hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) melalui Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang dipublikasikan melalui situs pemilu2024.kpu.go.id hingga Kamis (22/2/2024) pukul 23.00 WIB:

Partai Golkar

  • Atalia Praratya (Istri dari mantan Gubernur Jawa Barat Ridan Kamil): 84.397 suara
  • Idah Syahidah Rusli Habibie (Istri dari mantan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie): 17.207 suara

Partai Nasdem

  • Julie Sutrisno Laiskodat (Istri dari mantan Gubernur NTT Viktor Laiskodat): 25.478 suara

Partai Demokrat

  • Ingrid Maria Palupi Kansil (Istri dari Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan): 3.920 suara

PAN

  • Yane Ardian Rachman (Istri dari mantan Wali Kota Bogor Bima Arya): 5.642 suara

Baca juga: Nasdem: Koalisi Perubahan Siap Dukung Hak Angket Kecurangan Pemilu, tapi Tunggu PDI-P

Partai Perindo

  • Liliana Tanoesoedibjo (Istri dari Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo): 14.752 suara

Partai Gelora

  • Hisan Anis Matta (Istri dari Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta): 5.468 suara

Namun demikian, data yang tersaji di dalam Sirekap hanyalah alat bantu untuk keterbukaan hasil penghitungan suara. KPU akan melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari tingkat terendah sampai tertinggi, yakni tempat pemungutan suara (TPS), lalu kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.

Menurut Komisioner KPU RI Hasyim Asy’ari, penetapan hasil rekapitulasi suara dilakukan paling lambat 35 hari setelah pemungutan suara.

Oleh karena pemungutan suara digelar secara serentak pada 14 Februari 2024, penetapan rekapitulasi suara nasional dilakukan paling lambat pada 20 Maret 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com