Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK Ungkap Kemiskinan Tak Kunjung Tuntas akibat Prinsip Pukul Rata

Kompas.com - 23/02/2024, 05:30 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu persoalan yang dianggap menyebabkan persoalan pengentasan kemiskinan tak kunjung tuntas ditengarai akibat pembagian atau alokasi bantuan yang menerapkan sistem "pukul rata", di setiap wilayah yang menjadi fokus program.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, sistem itu tidak tepat diterapkan karena biaya hidup di wilayah satu dengan lainnya berbeda.

"Sekarang ini masih dipukul rata. Misalnya (anggaran) PKH (program keluarga harapan) itu mulai dari Sabang sampai Merauke sama. Padahal kita tahu, Merauke, Jawa sampai Papua itu beda sekali. Ada yang nilai uang di Papua dengan di sini kan beda sekali," kata Muhadjir usai rapat tingkat menteri membahas program percepatan penanggulangan kemiskinan, di Istana Wapres RI, Kamis (22/2/2024), seperti dikutip Tribunnews.com.

Baca juga: Menko PMK Sebut Anggaran Rp 496 Triliun Bukan untuk Bantuan Sosial, tapi Perlindungan Sosial

Muhadjir mengambil contoh pembangunan proyek gudang pangan di Distrik Sinak, Papua, yang bekerja sama dengan TNI.

Dia mengatakan, alokasi anggaran digelontorkan buat pembangunan gudang pangan itu tergolong tinggi jika dibanding pembangunan infrastruktur yang serupa di Pulau Jawa.

"Itu untuk bangunan yang kalau di Jawa hanya butuh (dana) kira-kira Rp 25 miliar, di sana Rp 70 miliar itu sebagai contoh saja," ujar Muhadjir.

Baca juga: Menko PMK Pesimistis Target Kemiskinan 6,5-7,5 Persen Tercapai


Muhadjir juga menyoroti perbedaan harga kebutuhan pokok seperti beras di Pulau Jawa dengan di Papua Pegunungan. Di Papua, kata dia, harga 1 kilogram beras berkisar Rp 40.000 sampai Rp 50.000.

Menurut data yang dimiliki Muhajdir, ada sebanyak 75 Kabupaten/Kota yang sejauh ini mengalami kemiskinan ekstrem dan dominan berada di kawasan timur Indonesia.

Persoalan pengentasan kemiskinan semakin rumit karena pengalokasian anggaran bantuan tidak dibuat beragam dan disesuaikan dengan kondisi di masing-masing wilayah.

Baca juga: Soal Kasus Bullying, Menko PMK Ingatkan Guru Waspadai Geng di Sekolah

Pemerintah, kata Muhadjir, akan mengambil jalan menetapkan variasi anggaran untuk bantuan didasarkan pada wilayahnya.

Hal itu juga, kata dia, berdasarkan pada arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk dapat mulai menghitung perbedaan alokasi anggaran bantuan.

"Kemudian tadi yang jadi saran dari pak Presiden supaya sudah mulai menghitung perbedaan-perbedaan (atau) purchasing power variety masing-masing daerah," ucap Muhadjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com