Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Prabowo Batasi Subsidi BBM untuk Makan Siang Gratis, KSP: Itu Bukan Hal Baru

Kompas.com - 20/02/2024, 07:44 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi III Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Eddy Priyono menanggapi wacana yang dilontarkan pihak capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka untuk memangkas subsidi bahan bakar minyak (BBM) demi mendanai program makan siang gratis.

Menurut Eddy, upaya membuat subsidi energi diperketat agar tepat sasaran itu bukan merupakan hal baru.

Namun, pihaknya mengapresiasi jika hal tersebut ke depannya membuat subsidi BBM dan elpiji 3 kilogram lebih tepat sasaran.

"Poin saya adalah sudah ada langkah agar subsidi energi tepat sasaran, supaya anggaran tepat sasaran, berarti dikurangi. Itu terlepas dari yang direncanakan Pak Prabowo dan timnya ya. Upaya membuat subsidi energi diperketat itu bukan hal baru," ujar Eddy di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (19/2/2024).

Baca juga: Soal Program Makan Siang, TKN: Subsidi BBM dan Elpigi Tak Tepat Sasaran Dievaluasi, Bukan Dipangkas

"Listrik sudah baik kan itu, meteran cuma 450 (VA) dan 900 (VA). Jadi ada upaya untuk membuat subsidi tepat sasaran. Kalau tepat sasaran anggaran bisa dikurangi dan bisa digunakan untuk hal lain yang lebih produktif dan mendukung program sosial produktif. Kita akan senang jika subsidi energi dibuat tepat sasaran. BBM dan elpiji khususnya. Jadi terlepas dari sana ya," jelasnya.

Namun, saat ditanya lebih lanjut soal apakah tepat jika pemangkasan subsidi BBM dialihkan untuk program makan siang gratis, Eddy enggan memberikan komentarnya.

Sebab dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak ada program seperti itu.


"Saya enggak bisa komentar kalau itu. Kalau itu kan Pak Jokowi enggak program itu. Kalau membuat tepat sasaran dan ada anggaran subsidi yang dihemat itu oke gitu kan. Apalah tepat buat makan siang gratis silakan saja," kata Deputi KSP yang menangani bidang ekonomi itu.

Lebih lanjut, Eddy mengakui bahwa subsidi BBM dan elpiji 3 kilogram selama ini justru banyak dimanfaatkan oleh masyarakat menengah atas.

Terutama warga yang menggunakan kendaraan mobil pribadi. Sementara itu, elpiji 3 kilogram pun masih banyak dipakai masyarakat yang tinggal di apartemen mewah.

"Subsidi ini banyak dikritik kadena banyak orang kaya yang nikmati juga, yang tinggal di apartemen bagus-bagus itu, belinya kan 3 kilogram, Jadi intinya subsidi elpiji dianggap ketidaktepatan karena skema nya semua bisa beli," tuturnya.

Baca juga: Penjelasan TKN Prabowo soal Subsidi BBM Dipangkas demi Makan Siang Gratis

Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno, mengatakan, program makan siang gratis akan berdampak pada pembatasan warga yang menikmati subsidi BBM dan elpiji 3 kilogram.

Dengan efisiensi ini, Prabowo-Gibran hendak memastikan bahwa penerima subsidi BBM dan elpiji 3kg tepat sasaran, sehingga anggaran untuk menyubsidi energi dengan sendirinya bisa terpangkas dan dialihkan ke program makan siang gratis.

Eddy Soeparno mengatakan, subsidi BBM Pertalite dan elipiji 3kg yang menelan anggaran negara besar-besaran, justru selama ini lebih banyak dinikmati masyarakat mampu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com