Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akui Harga Beras Sangat Tinggi, KSP Jelaskan Penyebabnya

Kompas.com - 19/02/2024, 13:47 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP) Eddy Priyono mengatakan, pemerintah menyadari harga beras di pasaran saat ini sangat tinggi.

Menurutnya, setidaknya ada dua faktor yang mendorong kenaikan harga beras akhir-akhir ini.

"Kita sadari sepenuhnya bahwa harga beras sekarang itu sangat tinggi. Ya itu, seperti yang sudah pernah dijelaskan Badan Pangan Nasional, karena produksinya kurang, lalu biaya produksi distribusi ada kenaikan sedikit karena ada kenaikan BBM dan sebagainya. Itu penyebab harga tinggi," ujar Eddy di Bina Graha, Jakarta, Senin (19/2/2024).

Eddy menjelaskan, beras merupakan produk pertanian yang ketersediaannya sangat tergantung kepada musim.

Baca juga: Rosmini Terinspirasi Kunjungan Jokowi ke Pasar Induk Beras Cipinang: Kenapa Enggak Coba Beli di Sini Saja...

Produksi beras pada Januari dan Februari setiap tahunnya, kata dia, memang lebih kecil daripada bulan-bulan sebelumnya.

Sehingga jika ada kenaikan harga beras di awal tahun sebenarnya merupakan hal yang biasa terjadi.

Akan tetapi, khusus pada Januari dan Februari 2024 ada faktor dampak El Nino pada 2023 lalu yang membuat musim tanam menjadi mundur.

"Bahkan ada yang gagal tanam dan sebagainya. Kenapa mundur? Karena kalau menanam padi itu kan butuh banyak air, nah sementara kadang-kadang hujan sekali, tapi kemudian lalu kering, itu kadang (lalu) hilang," ungkap Eddy.

Baca juga: Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Turun Tipis Usai Dikunjungi Jokowi

"Lalu enggak jadi menanam, atau enggak bisa nanem. Tapi intinya musim tanam mundur, sehingga kemudian sudah dari November itu kita memproyeksikan, ada proyeksi dari BPS bahwa produksi beras pada Januari itu memang sangat terbatas. Sampai Februari itu masih kurang dari yang dibutuhkan," jelasnya.

Eddy menuturkan, kebutuhan beras nasional dalam satu bulan rata-rata bisa mencapai 2,5 juta ton.

Sehingga jika produksi beras dalam sebulan kurang, maka harga akan naik.

"Jadi ada pengaruh produksi berkurang, terutama karena musim tanam yang mundur, karena ada El Nino. Ada lagi karena kenaikan biaya dari tingkat petani. Kan kita tahu ya ada konflik Rusia Ukraina, yang membuat harga pupuk meningkat," kata Eddy.


"Intinya tensi global, faktor di luar lah yang membuat harga pupuk naik dan sebagainya. Dan itu sangat mempengaruhi biaya produksi di petani. Sehingga itulah yang kemudian membuat harga beras sekarang itu tinggi," tambah deputi yang mengurusi bidang ekonomi tersebut.

Sebagaimana diketahui, saat ini harga jual beras di lapangan masih tinggi.

Salah satunya yang terjadi di pasar tradisional di Kota Semarang, Jawa Tengah yang semakin meroket usai Pemilu 2024.

Pedagang mengatakan, beras premium merek Mentik Wangi saat ini sudah tembus Rp 21.000 per kilogram.

Baca juga: Ketika Harga Beras Mulai Turun Tipis, tapi Masih Tetap Terasa Mahal bagi Warga...

Selain itu, beras C4 yang awalnya Rp 10.000 perkilogram juga naik menjadi Rp 15.000 perkilogram.

Harga beras juga terpantau masih terus naik di kios-kios pedagang beras sekitaran Pasar Wates, Kalurahan Wates, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Eceran beras kualitas premium bahkan Rp 16.000 per kilogram dan kualitas medium Rp 15.000 per kilogram. Lonjakan harga beras mulai dirasakan sejak Januari 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com