Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nestapa UGM, Dulu Puja Jokowi, Kini Kecewa karena Banyaknya Penyimpangan

Kompas.com - 08/02/2024, 10:09 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Koentjoro mengaku sangat kecewa atas banyaknya penyimpangan yang dilakukan Presiden Joko Widodo.

Padahal, Koentjoro dan akademika UGM lainnya dahulu memuja-muji cara kepemimpinan Jokowi di tingkat nasional.

"Betul-betul (kecewa) sekali. Kalau dulu kan kita puja-puja. Barang kali kesalahan fatal kita terlalu menempatkan dia terlalu tinggi sehingga dia (merasa) tidak pernah salah," ujar Koentjoro dalam "Satu Meja The Forum", dikutip dari Kompas TV, Kamis (8/2/2024).

Baca juga: Guru Besar Kritik Jokowi, Akademisi UGM: Jangan Dianggap Noise, tapi Voice

Koentjoro lantas memaparkan bentuk penyimpangan yang dilakukan Jokowi. Pertama, kontroversi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023.

Keputusan ini menjadi pembuka jalan bagi putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto yang sebelumnya sempat terganjal usia.

"Kasus MK, sudah semuanya cacat, dan kasus MK itu sebetulnya mengajarkan kita bahwa hasil tidak pernah meninggalkan proses," tegas Koentjoro.

Baca juga: KPU Tak Masalah Tokoh Petisi Bulaksumur Jadi Panelis Debat

Penyimpangan lainnya perihal program bantuan sosial (bansos) yang dianggap cenderung sebagai bentuk pembohongan.

Koentjoro menegaskan, kritik yang disampaikan dirinya terhadap Jokowi adalah pengingat sebagai sesama keluarga besar UGM.

Ia tak ingin nama besar UGM hancur seketika akibat tindakan penyimpangan yang dipertontonkan belakangan ini.

"Dengan cinta kasih kita sebagai orang UGM, jangan sampai nama UGM itu hancur. Karena itu kita ingatkan," ujarnya.

Namun di sisi lain, Koentjoro mengaku sakit hati adanya pihak-pihak yang menuding bahwa mereka yang mengingatkan Jokowi adalah kelompok partisipan yang memihak salah satu pasangan calon (paslon).

"Yang menurut saya sakit itu adalah ketika dikatakan kita partisan berpihak, kita berpihak ke siapa?" pungkasnya.

Sebelumnya, guru besar, dosen, mahasiswa, serta alumni UGM menyampaikan petisi Bulaksumur terkait keprihatinan terhadap tindakan sejumlah penyelenggaran di berbagai sektor.

Mereka menilai ada hal-hal menyimpang dari prinsip-prinsip moral, demokrasi, kerakyatan, serta keadilan sosial.

Setelah petisi Bulaksumur, sejumlah sivititas universitas di Tanah Air juga menyampaikan petisi terhadap Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com