JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali meminta calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD tidak memprovokasi jelang pencoblosan Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Hal itu disampaikan, menanggapi pernyataan Mahfud yang menganggap ketua umum partai politik (parpol) yang tak mendukungnya dan Ganjar Pranowo seperti bebek yang bisa dikendalikan.
“Dia bukan kader partai, dia kandidat, jadi situasi-situasi ini menjelang akhir ini kita coba meminimalisasi lah provokasi-provokasi saling menuduh. Karena pemilu kan hanya 14 februari. Setelah itu kalau bisa dua putaran akan terpilih presidennya,” sebut Ali pada Kompas.com, Selasa (6/2/2024).
Baca juga: Tanggapi Mahfud soal Pimpinan Partai seperti Bebek, Yusril: Bagian dari Freedom of Speech
Menurutnya, Mahfud juga mesti menghormati partai politik (parpol) yang sampai saat ini menjadi satu-satunya institusi yang bisa mengusung calon presiden (capres) dan cawapres.
Ia mengungkapkan, semua parpol memiliki etika untuk tidak mengomentari keputusan satu sama lain.
"Semua pertimbangan harus kita hargai, kamu tanya ke partai apapun dia pasti punya alasan mengatakan keputusannya untuk mencalonkan seseorang untuk kebaikan bangsa. Sekali lagi kita saling menghormati keputusan antar partai,” tutur dia.
Selain itu, Ali menganggap Mahfud tak pantas untuk menuding pimpinan parpol seperti bebek yang dikendalikan.
Apalagi, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) itu bukan kader parpol.
Baca juga: Mahfud MD: Pimpinan Partai yang Tidak Usung Kami seperti Bebek Dikendalikan
"Tidak patut disampaikan Pak Mahfud ini kan cawapres, kontestan. Kedua, dia bukan kader partai. Ketiga, partai itu kan memiliki kedaulatan, pertimbangan dalam menentukan pilihan politiknya,” ucap dia.
Terakhir, Ali memastikan bahwa Nasdem bukan parpol yang bisa dikendalikan oleh pihak luar. Ia menyebutkan, Nasdem memiliki independensi untuk menentukan semua langkah politiknya.
“Insya Allah Nasdem dalam menentukan pilihannya berpegang teguh pada prinsip2-prinsip pada kemaslahatan rakyat. Jadi ya itu disayangkan sekali (pernyataan Mahfud). Masyarakat juga akan menilai itu,” imbuh dia.
Awalnya, Mahfud mengeklaim bahwa Ganjar dan dirinya bukanlah petugas partai yang dapat diatur oleh partai politik pengusungnya, seperti yang kerap dijuluki oleh banyak orang.
Baca juga: Cak Imin Respons Mahfud soal Pimpinan Parpol seperti Bebek yang Dikendalikan
"Seperti dikesankan, kalau apa yang dicalonkan pasangan Ganjar-Mahfud itu kok seperti petugas partai. Saudara, tidak ada petugas partai. Petugas partai, kami ini adalah petugas untuk melaksanakan konstitusi yang diusung oleh partai," kata Mahfud dalam acara "Tabrak Prof!" di Yogyakarta, Senin (5/2/2024), dikutip dari akun YouTube-nya.
Mahfud menuturkan, kampanye yang dijalankan oleh Ganjar-Mahfud tidak terikat oleh arahan partai.