PONTIANAK, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengkritik tindakan represif aparat terhadap relawan pendukungnya yang membentangkan spanduk saat Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Menurut Ganjar, aksi relawannya itu merupakan hal biasa karena ia pun kerap dimaki-maki di depan umum saat menjabat sebagai gubernur Jawa Tengah.
"Rasanya kalau hanya sekadar membentangkan spanduk begitu ya, enggak apa-apalah, biasa saja. Wong dulu saya juga jadi eksekutif dimaki-maki di depan juga biasa kok," kata Ganjar di Pontianak, Rabu (31/1/2024).
Baca juga: Indeks Korupsi Stagnan, Ganjar: Panglimanya Bukan Lagi Hukum, tapi Politik
Ganjar mengatakan, aparat semestinya tidak perlu bersikap berlebihan karena apa yang dilakukan relawannya itu adalah bentuk ekspresi dari seorang rakyat.
"Itulah ekspresi rakyat, mungkin karena ingin menyampaikan apa yang ada di dalam hati dan pikirannya. Masa sih gitu saja baper?" ujar politikus PDI-P itu.
Ia menyebutkan, aparat juga harus sadar bahwa yang mereka hadapi adalah rakyat sehingga harus bertindak dengan hati-hati.
Namun, Ganjar juga mengingatkan kepada pendukungnya untuk menyampaikan aspirasi dengan cara yang sopan dan baik.
Baca juga: Soal Klaim Gibran Getarkan Kandang Banteng di Jateng, Ganjar: Hati-hati Ketanduk
Video dugaan pemukulan terhadap seorang warga saat kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Gunungkidul, DI Yogyakarta, Selasa (30/1/2024), viral di media sosial (medsos).
Dalam video tersebut terlihat mobil Presiden Jokowi berhenti di depan pasar Argosari, Wonosari.
Saat Jokowi membagikan kaos, ada seorang pria membentangkan spanduk yang bertuliskan "Selamat Datang Pak Jokowi, Kami Sudah Pindah, Kami Pilih Ganjar".
Terlihat juga Ketua DPRD Gunungkidul yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih berdebat dengan beberapa orang berbadan tegap.
Baca juga: Soal Mahfud Mundur dari Menko Polhukam, Ganjar: Sebentar Lagi Kita Tunggu
Endah Subekti mengaku membawa korban ke rumah sakit karena berdarah pada bagian wajah sehingga harus mendapatkan penanganan medis.
Endah mengatakan, dari kronologi yang diterimanya, korban datang dan membentangkan spanduk.
Lalu spanduk tersebut diminta oleh seorang pria di sekitar pasar Argosari, Wonosari. Korban pun dirangkul dan dibawa pergi.
Pihak yang mengamankan korban menilai aksi tersebut mengancam presiden. Padahal menurutnya, aksi tersebut tidak lah mengancam.
Baca juga: Ganjar Mengaku Tak Punya Program 100 Hari Pertama sebagai Presiden
"Di-uppercut (dipukul) bagian rahang. Tadi diperiksa jakunnya itu mlengse (geser) dan hidungnya tulang hidung miring berdarah karena kena pukulan dari orang yang diduga aparat saat mengamankan yang bersangkutan," kata Endah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.