Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ermaya
Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI

Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.

Geopolitik Indonesia: Membangun Kepemimpinan Global dari Kepulauan (Bagian I)

Kompas.com - 30/01/2024, 15:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEBAGAI negara kepulauan terbesar di dunia, dengan luas wilayah sebesar 1.904.569 km persegi, serta menyimpan pulau terbanyak ke-6 di dunia, dengan jumlah 17.504 pulau, Indonesia menempati posisi yang semakin penting dalam kancah geopolitik global.

Keberadaannya sebagai negara kepulauan, membuat Indonesia mempunyai kekayaan sumber daya alam melimpah dan keragaman ekosistem yang unik.

Dengan populasi yang besar pula, Indonesia tidak hanya menjadi pasar konsumen potensial, tetapi juga menyediakan kekuatan tenaga kerja yang signifikan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal ini mencerminkan prinsip kebersamaan dalam Pancasila.

Tambahan pula lokasinya yang strategis, di persimpangan jalur perdagangan internasional, membuat Indonesia menjadi penting dalam arus perdagangan global.

Tentu saja ini potensi untuk memimpin dalam konteks regional dan global, dengan semangat gotong royong Pancasila.

Belum lagi potensi ekonomi Indonesia menjadi salah satu faktor kunci, yang menjadikannya pemain utama dalam geopolitik global, sejalan dengan nilai-nilai produktivitas dan keberlanjutan yang amanahkan dalam Pancasila.

Pertumbuhan ekonomi yang konsisten, diversifikasi sektor ekonomi, dan keberhasilan dalam menjaga stabilitas makroekonomi telah membuka peluang bagi Indonesia untuk ikut serta dalam perundingan dan kebijakan ekonomi global.

Semuan itu juga mencerminkan prinsip pembangunan berkelanjutan Pancasila. Lantas sebagai anggota G20, Indonesia memiliki panggung internasional yang signifikan untuk memengaruhi arah kebijakan global dan memperjuangkan kepentingan nasionalnya, hal ini pula sejalan dengan semangat nasionalisme Pancasila.

Perhatian besar keamanan maritim

Dalam konteks geopolitik, Indonesia juga mencurahkan perhatian besar pada keamanan maritim, sesuai dengan semangat keadilan dan kedaulatan dalam Pancasila.

Dengan ribuan pulau dan perairan yang luas, negara ini aktif dalam menjaga keamanan laut dan mengatasi masalah seperti perompakan dan perdagangan manusia.

Inisiatif Global Maritime Fulcrum adalah contoh nyata bagaimana Indonesia berusaha memainkan peran lebih besar dalam menjaga stabilitas regional dan global melalui fokus pada keamanan maritim.

Indonesia juga memainkan peran aktif dalam diplomasi regional dan internasional. Ini pula yang diamanahkan oleh Pancasila untuk saling menghargai dan bekerja sama.

Keanggotaan Indonesia dalam Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) --adalah organisasi kawasan yang mewadahi kerja sama 10 (sepuluh) negara di Asia Tenggara—dan keterlibatannya dalam berbagai forum internasional, memperkuat posisinya sebagai pemimpin regional.

Dengan mendukung pendekatan diplomatis dan multilateral, Indonesia berusaha menciptakan lingkungan stabil dan damai di tingkat regional dan global.

Dengan kombinasi potensi ekonomi, ketahanan sumber daya alam, keamanan maritim, dan diplomasi aktif yang diorientasikan pada keadilan dan kerja sama, maka Indonesia memasuki panggung geopolitik global dengan keyakinan dan tanggung jawab yang diperintahkan oleh Pancasila.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com