Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompaknya Jokowi dan Gibran Kritik Kondisi Jalan di Jawa Tengah

Kompas.com - 25/01/2024, 05:30 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 sekaligus putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka baru-baru ini kompak mengritik kondisi jalan di Jawa Tengah.

Kritik yang dilayangkan Jokowi menyasar pembangunan perbaikan provinsi yang menghubungkan Solo-Purwodadi. Jokowi menyayangkan perbaikan jalan tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun namun tak kunjung rampung.

Sedangkan Gibran mengritik kondisi jalan di Jawa Tengah banyak yang rusak. Gibran mengeklaim kondisi tersebut berbeda dengan jalan di Solo yang cenderung mulus.

Sementara, calon presiden (capres) nomor urut 3 yang juga mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengungkapkan, Jokowi pernah memuji progres perbaikan jalan Solo-Purwodadi, meski belakangan justru dikritik.

Tak kunjung beres

Jokowi mengritik pembangunan jalan provinsi, Solo-Purwodadi yang selama bertahun-tahun dilakukan perbaikan tak kunjung selesai.

Hal ini dia katakan saat membagikan 3.000 sertifikat tanah kepada warga di Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (23/1/2024).

Mulanya, Jokowi mengungkap bahwa ia baru saja mengecek pembangunan perbaikan jalan di ruas Solo-Purwodadi. Dia lantas menyinggung bahwa perbaikan jalan itu tak kunjung beres.

"Tadi pagi kita ngecek pembangunan perbaikan jalan Solo-Purwodadi yang sudah bertahun-tahun enggak pernah beres-beres, benar?" kata Jokowi kepada warga.

Baca juga: Jokowi Kritik Pembangunan Jalan Solo-Purwodadi di Jateng yang Bertahun-tahun Tak Selesai

Jokowi mengetahui tak kunjung beresnya perbaikan jalan tersebut lantaran setiap kali mau ke arah Randublatung dan Blora, Jawa Tengah, menemukan jalan yang rusak.

Ia mengatakan, jalan itu cepat rusak dalam satu sampai dua tahun meski sudah diaspal karena pergerakan tanah yang dinamis.

"Hampir setiap minggu itu sekali, dua kali, tiga kali kalau mau ke Randublatung, ke Blora pasti lewat, begitu diperbaiki, diaspal, setahun dua tahun rusak lagi karena memang tanahnya bergerak," ucap dia.

Oleh karena itu, Jokowi memerintahkan kepada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sejak tahun lalu untuk memperbaiki jalan tersebut. Perbaikan itu harus menggunakan rangka beton setebal 25 sentimeter.

"Pakai rangka beton setebal 25 cm, pakai rigid beton tadi kita coba, mulus, mugi-mugi mboten rusak meleh. Sudah dibeton setebal ini masak mau rusak lagi," ucap Jokowi.

Menurut Jokowi, pembangunan jalan yang mudah rusak karena tekstur tanah memang harus dibeton, seperti yang dilakukan pemerintah ketika memperbaiki jalan di Lampung beberapa waktu lalu.

Ia memahami, rangka beton memang lebih mahal. Namun, jalan tersebut bisa awet bertahun-tahun.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com