Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagikan 5.000 Sertifikat Lahan, Jokowi Minta Warga Hati-hati jika "Menyekolahkannya"

Kompas.com - 22/01/2024, 21:06 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo membagikan 5.000 sertifikat lahan kepada warga Wonosobo, Jawa Tengah, Senin (22/1/2024).

Setelah bagi-bagi sertifikat, Kepala Negara meminta warga berhati-hati jika sertifikat lahan itu akan dijadikan agunan/jaminan untuk mengajukan utang di perbankan.

Ia meminta masyarakat menghitung secara detail jika ingin "menyekolahkan" sertifikat.

"Biasanya kalau sudah pegang sertifikat, biasanya ingin disekolahkan. Kulo niku ngertos mawon," kata Jokowi seperti yang ditayangkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin.

"Hati-hati kalau mau meminjam uang dengan agunan sertifikat. Hati-hati, tolong dikalkulasi tenan, dihitung yang teliti," ucap Jokowi.

Baca juga: Jokowi Bagi-bagi 3.000 Sertifikat Tanah di 3 Kabupaten Jawa Tengah

Mantan Wali Kota Solo ini meminta warga berpikir cara mencicil angsuran, termasuk untuk apa pinjaman itu digunakan.

Sebab, jika lahan yang dimiliki dan tertera dalam sertifikat tanah besar, perbankan pun bisa saja mencairkan pinjaman jumbo.

"Ini kalau mau luasnya gede, lahannya, mau pinjam, waduh pinjem Rp 500 juta dapat. Sama bank diberi, wong agunannya gede, kok. Pulang, (berpikir dapat) 'Wah, Rp 500 juta', tanpa perencanaan mau dipakai apa uang itu," tutur Jokowi.

Ia lantas mencontohkan jumlah angsuran dan jumlah pendapatan yang dikategorikan masih sehat.


Idealnya, kata dia, angsuran per bulan harus lebih kecil dibandingkan pendapatan.

"Kalau punya usaha, bisa enggak untungnya Rp 10 juta, nyicilnya Rp 20 juta? Nah, berarti enggak bisa. (Kalau) Untungnya Rp 20 juta, nyicilnya Rp 10 juta, oh enteng," ucap Jokowi.

Baca juga: Hadi Tjahjanto Bagi-bagi 279 Sertifikat Redistribusi Tanah di Muaro Jambi

Selanjutnya, Jokowi meminta warga memanfaatkan uang pinjaman dengan baik.

Uang pinjaman tersebut sebaiknya digunakan untuk usaha, bukan untuk memenuhi perilaku konsumtif.

Misalnya, untuk membeli mobil seharga ratusan juta karena merasa mampu membeli mobil itu.

"Jangan sampai (dapat) Rp 500 juta, pulang, besoknya ke mal terus lihat-lihat ada mobil baru dijual. Nah pertama dielus-elus, 'Wah apik banget ini mobile". Tanya ke salesnya 'Berapa ini, Pak?'. Harganya Rp 210 juta, wah sisa banyak, ini (yang dipegang) Rp 500 juta," tutur Jokowi.

"Ini uang pinjaman harusnya dipakai semuanya untuk usaha. Kalau nanti sudah bertelur, mendapatkan keuntungan, baru keuntungannya itu yang dipakai. Bukan pokoknya langsung dipotong dipakai untuk beli mobil," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com