JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengungkit usahanya yang memisahkan antara TNI dan Polri saat masa kepemimpinannya sebagai Presiden ke-5 Republik Indonesia.
Dia juga mengimbau supaya jangan ada pihak-pihak yang menyeret Polri untuk kepentingan politik.
Hal itu disampaikan Megawati dalam pidato politik peringatan HUT ke-51 PDI Perjuangan di Jakarta, Rabu (10/1/2024).
Baca juga: Megawati: Insya Allah Kita Akan Menang Satu Putaran, Siap?
"Saya mau ngomong sama Polri. Yang memisahkan Polri itu saya lho. Ketika presiden ke-5. Memang dipikirnya gampang?" kata Megawati.
"Susah payah lho. Karena apa? Karena terpisahkan lagi dari TNI. Baik-baik," sambung Megawati.
Baca juga: Kritik Hukum Dipermainkan dan Kekuasaan Semaunya, Megawati: No, No, and No
Selama masa Orde Baru yang dipimpin mendiang Presiden Soeharto, Polri menjadi satu kesatuan dengan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Setelah strukturnya dipisahkan dari TNI, Polri kemudian berada di bawah presiden dan mendapatkan alokasi anggaran tersendiri dari negara.
Baca juga: Megawati: Kekuasaan Itu Tidak Langgeng
"Itu apa ndak saya beri untuk ada pemasukan pendapatan APBN? Saya belikan peralatan dan lain sebagainya. Eh eling lho ya yang jadi pemimpin," ucap Megawati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.