Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andi Widjajanto Mengaku Trauma Usai Jokowi Tanya TPID ke Prabowo pada 2014

Kompas.com - 23/12/2023, 19:18 WIB
Ardito Ramadhan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto, mengaku trauma dengan penggunaan istilah sulit dalam debat pilpres.

Andi mengenang momen Jokowi menanyakan kompetitornya, Prabowo Subianto, soal langkah meningkatkan peran TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) pada Pilpres 2014. Saat itu, Andi adalah tim sukses Jokowi. 

Andi mengungkap singkatan yang tidak umum itu sesungguhnya meninggalkan trauma bagi pendukung Jokowi.

"Dulu teknik itu dipakai oleh Pak Jokowi memang di debat. Itu membuat kami timnya trauma sebetulnya ketika teknik itu dipakai Pak Jokowi," kata Andi dalam konferensi pers, Sabtu (23/12/2023), dikutip dari YouTube Kompas.com.

Baca juga: Gibran Tanya soal SGIE, Cak Imin: Terus Terang Saya Enggak Paham, Itu Apa?

Pada 2014 lalu, dalam debat pilpres bertema ekonomi, Jokowi bertanya kepada Prabowo soal langkahnya meningkatkan peran TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah), tanpa menjabarkan lebih jauh singkatan TPID.

Prabowo pun saat itu bertanya balik ke Jokowi soal kepanjangan TPID dan mengakui ia tidak hapal setiap singkatan.

Menurut Andi, tim sukses Jokowi saat itu khawatir strategi tersebut menjadi bumerang karena bisa saja Prabowo bertanya dengan menggunakan singkatan dan istilah yang tak lazim dalam debat berikutnya.

Apalagi, debat selanjutnya saat itu bertemakan pertahanan, isu yang dikuasai Prabowo selaku pensiunan tentara.

Baca juga: Ramai Diperbincangkan Setelah Disebut Gibran, Apa Itu SGIE?

"Karena kami khawatir Pak Prabowo akan melakukan pertanyaan dengan singkatan-singkatan pertanyaan, kami di timnya saat itu menyiapkan glossary tentang pertanyaan dari huruf A sampai huruf Z," kata Andi.

Ia mengakui, hal itu membuat repot tim sukses Jokowi sehingga cara tersebut sudah tidak dilakukan lagi dalam debat berikutnya, termasuk ketika Jokowi dan Prabowo kembali berhadapan dalam Pilpres 2019.

"Kepada kami yang bekerja di belakang, ini memberikan kerepotan yang tidak perlu," ujar Andi.

Adapun strategi Jokowi pada 2014 lalu kini digunakan sang anak, cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka pada debat cawapres, Jumat (22/12/2023) kemarin.

Pada debat cawapres semalam, Gibran bertanya soal SGIE (State of The Global Islamic Economy) kepada cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar tanpa menjelaskan kepanjangan SGIE.

Andi berpandangan, ketika ada kandidat yang bertanya menggunakan istilah yang disingkat, moderator semestinya meminta kandidat menjelaskan singkatan atau istilah yang ia tanyakan.

Hal ini dinilai penting supaya publik sebagai audiens mendapatkan debat yang berkualitas dan waktu bagi penjawab tidak habis untuk bertanya soal kepanjangan dari singkatan atau maksud dari sebuah istilah.

Baca juga: Respons Anies, Prabowo, dan Ganjar Usai Debat Cawapres

"Kemarin Cak Imin kehilangan waktu ya satu, eh dua menit karena tidak bisa memakainya karena langsung dipotong menjadi 10 detik ketika Cak Imin bertanya apa itu SGIE," kata Andi.

Eks sekretaris kabinet itu menuturkan, sebuah singkatan harus dijelaskan karena setiap singkatan memiliki makna yang berbeda-beda di benak banyak orang.

Ia mencontohkan, istilah SGIE yang dilontarkan Gibran justru mengingatkannya ke kuliner khas Yogyakarta yaitu sego gurih ingkung enak atau nasih santan gurih dengan daging ayam.

"Berharap kalau nanti seandainya ada istilah terminologi yang memang tidak dipahami oleh satu kandidat, moderator memberikan kesempatan kepada penanya untuk menjelaskan maksud dari terminologi itu," kata Andi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com