Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wahyu Suryodarsono
Tentara Nasional Indonesia

Indonesian Air Force Officer, and International Relations Enthusiast

Memahami Tugas Ajudan

Kompas.com - 22/12/2023, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEORANG ajudan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan ADC (Aide de Camp), kerap kali mendapatkan sorotan publik, terutama ketika sedang mengemban tugas maupun melaksanakan aktivitas bersama pejabat publik yang dikawalnya di berbagai kegiatan.

Tentu masih segar diingatan kita bagaimana beberapa ajudan yang bertugas tersebut, baik dari institusi TNI maupun Polri, sempat menghebohkan media sosial maupun elektronik karena berbagai hal.

Seperti contoh, publik sempat dikejutkan pembunuhan yang dilakukan oleh salah satu petinggi Polri saat itu, Ferdy Sambo terhadap ajudannya sendiri, yaitu Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, di rumah dinasnya di daerah Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Terbaru, publik dihebohkan isu ketidaknetralan TNI dalam kontestasi Pemilu, menyusul hadirnya Ajudan Menteri Pertahanan RI pada agenda debat calon presiden yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), beberapa waktu lalu.

Puspen TNI hingga Bawaslu telah menegaskan bahwa kehadiran Ajudan Menhan dalam debat Capres tersebut tidak dalam konteks tergabung dalam tim pemenangan maupun kampanye, tetapi melaksanakan tugas pengamanan serta ajudan yang sifatnya melekat.

Baca juga: Menyoal Ajudan Prabowo Mayor Teddy yang Hadir Saat Debat Capres, Tanggapan Bawaslu, TNI, hingga TKN

Agaknya, penulis melihat adanya kesalahpahaman publik dalam menginterpretasikan konteks kehadiran seorang ajudan pada masa-masa kampanye Pemilu saat ini.

Sebagai seorang anggota TNI yang sempat memiliki pengalaman bertugas sebagai ajudan di lingkungan Kementerian Sosial serta Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, penulis ingin sedikit berbagi terkait tugas-tugas yang dilakukan oleh seorang ajudan, dan bagaimana perspektifnya dalam membantu tugas keseharian pejabat publik yang menjadi objek utama penugasan.

Istilah ajudan awalnya hanya populer di kalangan militer dan merujuk pada personel yang membantu tugas seorang pejabat dalam dinas kemiliteran.

Iip Hidajat, dalam bukunya berjudul “Ajudan Setia dan Pemberani”, menyebut tugas ajudan awalnya mulai dikenal dari militer Perancis.

Saat itu, ajudan yang juga populer disebut dengan singkatan ADC, merupakan kependekan dari Aide de Camp yang berarti “pembantu di barak”.

Pada awalnya, ajudan hanya bertugas dalam berbagai hal yang sifatnya administratif. Namun dalam perkembangannya, seorang ajudan juga dituntut mampu bertugas dalam ranah protokoler dan berbagai penugasan pengamanan di lapangan sebagai “tangan kanan” pejabat yang dilayaninya.

Dari sudut pandang historis, pekerjaan seorang ajudan terkadang tidaklah mudah. Indonesia pernah memiliki sosok seorang ajudan yang memiliki jiwa kepahlawanan, bahkan rela mati untuk menjaga keselamatan pejabat yang dilayaninya.

Misalnya, Kapten Czi (Anm) Pierre Tendean, seorang ajudan dari Jenderal TNI A.H. Nasution, yang diculik dan dibunuh oleh kelompok bersenjata terafiliasi Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1965.

Demi menyelamatkan pejabat yang dilayaninya, saat keluar rumah dan dikelilingi oleh gerombolan terafiliasi PKI yang mencari keberadaan Jenderal A.H. Nasution untuk dihabisi, Kapten Pierre dengan gagah berani mengaku bahwa ia adalah ajudan dari Jenderal Nasution ketika ditanya mengenai keberadaan Sang Jenderal tersebut.

"Saya ajudan Jenderal Nasution," kata Pierre Tendean.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com