Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkap Besarnya Bisnis "Online Scam", Kemenlu: Kami Pulangkan 215 Korban WNI, 645 Justru Diberangkatkan

Kompas.com - 20/12/2023, 20:10 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengungkapkan besarnya bisnis online scam di luar negeri yang menjerat warga negara Indonesia (WNI) sebagai korban.

Kemenlu menangani lebih dari 3.300 korban WNI yang terjerat sejak tahun 2020.

Jumlah ini mengalami peningkatan sejak tahun 2021, dan terus meningkat hingga 8 kali lipat di tahun ini.

Jumlah negara tujuannya pun merambah luas, tidak hanya di Asia Tenggara. Terbaru, korban tersebar di Uni Emirat Arab (UEA) dan beberapa negara lain, yaitu Myanmar, Vietnam, Thailand, hingga Laos.

"Jadi konteksnya si pelaku scamming adalah WNI yang sebagian ada yang terindikasi (korban) TPPO (tindak pidana perdagangan orang). Korban scamming sendiri adalah WNI. Dan ini adalah bisnis yang sangat besar," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu Judha Nugraha di kawasan Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/12/2023).

Baca juga: Kemenlu Tangani 3.300 Lebih Korban Online Scam, Tak Semuanya Kategori TPPO

Judha lantas memberikan gambaran betapa besar bisnis tersebut. Ia bercerita, Direktorat Perlindungan WNI dan BHI pernah pernah menyelamatkan dengan memulangkan WNI dari Kamboja dengan pesawat carter berbiaya sekitar Rp 1 miliar.


Lewat pesawat yang disewa itu, ada sekitar 215 WNI yang kembali ke Indonesia. Namun, pihaknya mendapat informasi, ada sekitar 645 WNI yang baru diberangkatkan dengan 3 pesawat carter.

"Kami dikontak oleh maskapai yang kami carter. "Pak ini Kemlu kan memulangkan yang bermasalah dari Kamboja. Ini ada 1 perusahaan mau sewa 3 pesawat memberangkatkan WNI ke Kamboja,". Jadi kita pulangkan 215 (WNI), si perusahaan ini memberangkatkan 645. So, ini isu yang kompleks," ujar dia.

Baca juga: Kemenlu Pulangkan 28 WNI Korban TPPO Online Scam di Kamboja

Karena peningkatan korban, Kemenlu tak memungkiri biaya yang dikeluarkan negara untuk menyelamatkan korban online scam pun bertambah.

Namun, Kemlu enggan menyebutkan jumlah total anggaran pemulangan yang telah digelontorkan, karena belum termasuk anggaran dari instansi lain, seperti Bareskrim Polri dan perwakilan RI di negara lain.

"Biaya penanganan yang dikeluarkan negara untuk kasus ini, besar. Kalau (biayanya) meningkat, (itu sudah) confirm. Besar dan meningkat," kata Judha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com