Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Laurentius Purbo Christianto
Dosen

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Mata Rakyat Lebih Mudah Melihat Infrastruktur daripada Kualitas Demokrasi

Kompas.com - 17/12/2023, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com (11/12/2023) menulis tanggapan Adi Prayitno tentang hasil survei Litbang Kompas bahwa isu-isu negatif tentang pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming hanya berkembang dan bekelindan di kalangan elitis.

Kalangan elitis adalah kalangan menengah ke atas, yang secara ekonomi mapan, terpelajar atau berpendidikan tinggi, serta mampu mengakses berbagai informasi dengan mudah.

Burhanuddin Muhtadi di kanal Youtube Prof. Rhenald Kasali juga mengatakan hal serupa; bahwa isu – isu negatif kepada pasangan Prabowo – Gibran tidak sampai ke kalangan bawah.

Ia bahkan menduga bahwa di masyarakat banyak yang tidak tahu jika mantan Ketua MK, Anwar Usman, adalah pamannya Gibran.

Adi Prayitno dan Burhanuddin Muhtadi mau menunjukkan bahwa sesuatu yang menjadi perhatian kalangan elitis belum tentu atau malah boleh jadi tidak sama dengan yang kalangan bawah dan masyarakat pada umumnya perhatikan.

Ada kesenjangan fokus perhatian antara kalangan elite dan masyarakat umum. Fokus perhatian akan memengaruhi persepsi.

Psikologi kognitif menjelaskan bahwa fokus perhatian seseorang dapat memengaruhi persepsi akan objek yang diperhatikan.

Secara kognitif persepsi erat terkait dengan indra. Indra adalah sarana bagi stimulus-stimulus yang membangun persepsi.

Persepsi pada dasarnya adalah pemaknaan atas apa yang kita telah lihat, dengar, sentuh, cium, atau rasakan.

Pada ranah politik, persepsi akan banyak disumbang oleh apa yang dilihat oleh mata dan apa yang didengar oleh telinga. Di sinilah awal mula terjadinya kesenjangan perhatian antara kaum elite dan kalangan bawah.

Kaum elite mau dan mampu melihat sesuatu yang abstrak; sedangkan kalangan bawah mungkin bukannya tidak mau, tetapi mereka tidak mampu melihat hal-hal abstrak dengan jelas.

Jalan tol, jembatan, pasar, bendungan, pelabuhan, bandara, dan bangunan megah pos perbatasan adalah contoh sesuatu yang mudah dan jelas untuk dilihat mata.

Sebaliknya, demokrasi, otoritarian, dan dinasti politik adalah hal abstrak, hal yang tidak bisa dilihat mata atau dikecap lidah.

Bagi kalangan bawah, stimulus paling kuat adalah hal-hal yang jelas memukau secara visual. Inilah yang akan menarik perhatian untuk banyak orang dari kalangan bawah.

Kalangan bawah bukannya tidak tahu tentang demokrasi atau politik, tetapi itu bukan sesuatu yang nyata bagi mereka. Demokrasi dan politik adalah sesuatu yang nyata di alam pikir dan aktivitas mental kaum elite. Hal ini membuat kesenjangan perhatian antara dua kaum ini.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juni 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juni 2024

Nasional
Tanggal 29 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
KPU DKI Jakarta Mulai Tahapan Pilkada Juni 2024

KPU DKI Jakarta Mulai Tahapan Pilkada Juni 2024

Nasional
2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

Nasional
Covid-19 di Singapura Tinggi, Kemenkes: Situasi di Indonesia Masih Terkendali

Covid-19 di Singapura Tinggi, Kemenkes: Situasi di Indonesia Masih Terkendali

Nasional
Ganjar Ungkap Jawa, Bali, hingga Sumut jadi Fokus Pemenangan PDI-P pada Pilkada Serentak

Ganjar Ungkap Jawa, Bali, hingga Sumut jadi Fokus Pemenangan PDI-P pada Pilkada Serentak

Nasional
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Lonjakan Covid-19 di Singapura, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Lonjakan Covid-19 di Singapura, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Nasional
Pastikan Isi Gas LPG Sesuai Takaran, Mendag Bersama Pertamina Patra Niaga Kunjungi SPBE di Tanjung Priok

Pastikan Isi Gas LPG Sesuai Takaran, Mendag Bersama Pertamina Patra Niaga Kunjungi SPBE di Tanjung Priok

Nasional
Disindir Megawati soal RUU Kontroversial, Puan: Sudah Sepengetahuan Saya

Disindir Megawati soal RUU Kontroversial, Puan: Sudah Sepengetahuan Saya

Nasional
Diledek Megawati soal Jadi Ketum PDI-P, Puan: Berdoa Saja, 'Insya Allah'

Diledek Megawati soal Jadi Ketum PDI-P, Puan: Berdoa Saja, "Insya Allah"

Nasional
Kemenko Polhukam: Kampus Rawan Jadi Sarang Radikalisme dan Lahirkan Teroris

Kemenko Polhukam: Kampus Rawan Jadi Sarang Radikalisme dan Lahirkan Teroris

Nasional
BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

Nasional
Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

Nasional
Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

Nasional
Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com