PARLEMEN Amerika Serikat pada Rabu (13/12/2023), secara resmi mengesahkan penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden AS Joe Biden, meskipun Partai Republik gagal menyajikan bukti bahwa presiden mengambil keuntungan finansial dari transaksi bisnis keluarganya.
Dengan hasil pemungutan suara 221-212, Parlemen AS memulai penyelidikan tersebut.
Pemakzulan seorang presiden AS tidak hanya merupakan peristiwa domestik, melainkan juga menciptakan gelombang perubahan yang merambat ke panggung geopolitik global.
Baca juga: Parlemen AS Resmi Mengesahkan Penyelidikan Terkait Pemakzulan Joe Biden
Mengingat keterlibatan AS dalam organisasi internasional dan dampaknya pada perekonomian global, pemakzulan menjadi momen kritis yang menuntut perhatian dunia internasional, termasuk Indonesia.
Hal tersebut menjadi sorotan utama dalam tatanan geopolitik global, yang kemudian membawa konsekuensi serius terhadap hubungan internasional.
Tambahan pula AS sebagai salah satu pemimpin dunia memiliki dampak signifikan terutama dalam organisasi internasional seperti PBB, IMF, dan WTO.
Selain itu, pemakzulan juga memainkan peran sentral dalam perekonomian global. Indonesia sebagai anggota komunitas ekonomi dunia tidak dapat menghindar dari pengaruhnya.
Perubahan dalam kebijakan ekonomi AS boleh jadi dapat meresahkan pasar global, memengaruhi harga komoditas, dan menciptakan ketidakpastian investasi.
Hal ini tentu memiliki dampak serius terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan stabilitas keuangan regional.
Namun, keterlibatan Indonesia dalam dinamika pascapemakzulan tidak hanya terbatas pada aspek ekonomi. Perubahan dalam kebijakan luar negeri AS dapat pula menciptakan tantangan dan peluang baru bagi Indonesia.
Sebagai negara yang aktif dalam diplomasi regional, Indonesia perlu mengadaptasi diri terhadap pergeseran dinamika global.
Posisi Indonesia dalam organisasi regional seperti ASEAN, dan kerja sama bilateralnya, perlu diperkuat untuk menghadapi perubahan dalam politik dan keamanan global.
Dalam menyikapi perubahan ini, maka Indonesia harus bersiap menghadapi ketidakpastian politik yang mungkin terjadi di tingkat global.
Soalnya pemakzulan Presiden AS dapat menciptakan gejolak dalam keamanan regional, dan ini meningkatkan ketidakpastian politik yang dapat memengaruhi stabilitas global.
Oleh karena itu, Indonesia perlu memperkuat kapasitasnya dalam diplomasi preventif dan membangun aliansi yang kokoh dengan negara-negara yang memiliki kepentingan serupa. Diplomasi sebagai instrumen utama dalam menjaga kepentingan nasional.