Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penilaian Imparsial terhadap Solusi Para Capres Terkait Papua dalam Debat Perdana

Kompas.com - 13/12/2023, 16:43 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Imparsial menilai, solusi yang ditawarkan calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo terkait masalah di Papua lebih progresif dibanding Anies Baswedan (nomor urut 1) dan Prabowo Subianto (nomor urut 2) dalam debat perdana capres 2024.

“Dapat dikatakan capres Ganjar Pranowo yang menawarkan solusi dialog itu jauh lebih progresif dibandingkan dengan kedua capres yang lain,” kata Direktur Imparsial Gufron Mabruri dalam diskusi “Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu” yang dipantau secara daring, Rabu (13/12/2023).

Gufron menyebutkan, dialog untuk penyelesaian pelanggaran HAM di Papua memang bukanlah solusi yang baru. Itu sudah ditawarkan koalisi masyarakat sipil sejak tahun 2000-an.

Baca juga: Catatan Kontras untuk Debat Perdana, Para Capres Dinilai Minim Komitmen Tuntaskan Pelanggaran HAM Berat

Namun, kata dia, solusi dialog itu belum dijalankan pemerintah sampai saat ini.

“Misal pada era Orde Baru yang cenderung mengedepankan pendekatan kekerasan, militer, dan operasi yang kemudian melahirkan banyak kekerasan dan pelanggaran HAM,” ujar Gufron.

Memasuki era Reformasi, kata Gufron, ada upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menggunakan jalan yang sifatnya non-koersif, misalnya otonomi khusus (otsus) dan pembangunan.

Gufron mencontohkan pada era presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pemerintah membentuk Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B).

“Tapi di sisi lain harus diakui secara de facto pendekatan keamanan yang militeristik pasca-1998 sampai hari ini masih terus digunakan oleh pemerintah,” kata Gufron.

Misalnya, dengan pengiriman pasukan non-organik untuk melakukan berbagai operasi keamanan dengan mengatasnamakan ancaman separatisme dan disintegrasi.

Baca juga: Debat Perdana, Jawaban Prabowo soal Pelanggaran HAM Berat hingga Penanganan Konflik di Papua

Berdasarkan penelitian Imparsial, setidaknya ada 13.000-14.000 prajurit yang tergelar di Papua saat ini, terdiri dari pasukan organik dan non-organik.

Belum lagi rencana pembentukan Komando Daerah Mliter (Kodam) baru di Papua yang pasti akan menambah pasukan.

“Ini memang gagasan lama, tetapi ketika didorong sebagai satu solusi ini tentu menjadi yang penting dan progresif,” kata Gufron.

Dalam debat perdana, Selasa (12/12/2023), Ganjar mengkritik jawaban Prabowo terkait dengan penyelesaian kasus kekerasan dan pelanggaran HAM di Papua.

"Menurut saya rasanya tidak cukup, Pak Prabowo. Dialog menurut saya menjadi sesuatu yang penting agar yang ada di sana bisa duduk bersama menyelesaikan itu," kata Ganjar.

Sebelumnya, Prabowo mengatakan akan memperkuat aparat di Papua karena masih ada gerakan separatisme di Bumi Cenderawasih.

"Jadi rencana saya tentunya menegakkan hukum, memperkuat aparat-aparat di situ, dan juga mempercepat pembangunan ekonomi," ujar Menteri Pertahanan itu.

Sementara itu, Anies lebih menyoroti keadilan untuk masyarakat di Papua.

“Bahwa yang harus dihadirkan bukan tidak ada kekerasan, tapi keadilan,” kata Anies.

Debat pertama ini mengambil tema seputar hukum, HAM, pemerintahan, pemberantasan korupsi, dan penguatan demokrasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com