Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Mycoplasma Pneumoniae Meluas, Masyarakat Diminta Rajin Cuci Tangan dan Pakai Masker

Kompas.com - 06/12/2023, 16:39 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat untuk disiplin menerapkan perilaku hidup sehat. Ini menyusul munculnya kasus mycoplasma pneumoniae di Indonesia.

“Kami mengimbau kepada masyarakat agar perilaku hidup bersih itu tetap dilakukan,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu dalam konferensi pers daring, Rabu (6/12/2023).

Maxi meminta masyarakat untuk rajin mencuci tangan menggunakan sabun. Lalu, mereka yang flu dan batuk diwajibkan memakai masker.

Memang, Maxi mengatakan, penanganan kasus mycoplasma pneumonia terbilang mudah, cukup dengan antibiotik.

Dia menyebut, mycoplasma pneumoniae bukan kasus baru dan sudah ada sejak sebelum pandemi virus corona. Hanya saja, belakangan jumlahnya mengalami peningkatan di China.

Baca juga: Kemenkes: Mycoplasma Pneumoniae Bukan Penyakit Baru, Sudah Ada sejak Sebelum Covid

Di negara-negara Eropa, kasus mycoplasma pneumoniae umumnya muncul ketika musim panas. Namun, keterkaitan musim dengan peningkatan kasus mycoplasma pneumoniae masih dalam penelitian.

“Kita (Indonesia) kan dari musim panas mau beralih ke hujan ada perubahan, pancaroba itu banyak orang juga batuk, beringus,” ujar Maxi.

Sejauh ini, Kemenkes mencatat, ada enam kasus mycoplasma pneumoniae di Indonesia. Dari enam kasus itu, seluruhnya merupakan anak-anak, berusia paling muda 3 tahun, dan paling besar 12 tahun.

Keenam kasus itu saat ini sudah sembuh. Lima dari enam pasien yang sempat terinfeksi bakteri tersebut sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.

Dua dari lima pasien itu menjalani rawat inap pada 12 Oktober 2023 dan 25 Oktober 2023. Sisanya, menjalani rawat jalan pada November 2023.

Kemudian, satu kasus mycoplasma pneumoniae menjalani rawat inap di Rumah Sakit Jakarta Woman and Children’s Clinic atau JWCC.

Maxi mengungkap, enam pasien mycoplasma pneumoniae ini menunjukkan sejumlah gejala seperti batuk, ingus, sakit kepala, hingga sesak ringan.

“Dari laporan rumah sakit yang menangani, mereka semua sudah sembuh,” ucap Maxi.

Atas temuan ini, Kemenkes melakukan tindak lanjut berupa penelusuran terhadap kemungkinan penyebaran kasus. Misalnya, menyelidiki lingkungan sekolah dan tempat tinggal pasien yang pernah terjangkit mycoplasma pneumoniae.

Langkah ini bertujuan untuk mencegah penyebaran kasus yang lebih luas.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com