Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSAL Berharap Segera Ada Kontrak Kapal Selam Baru, Minimal pada 2024

Kompas.com - 05/12/2023, 18:12 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali berharap, segera ada kontrak kapal selam baru para tahun depan.

“Mudah-mudahan bisa dalam waktu dekat, minimal 2024 sudah bisa kontrak, itu harapan kita untuk kapal selam,” kata Ali dalam acara peringatan Hari Armada ke-78 RI di Dermaga Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (5/12/2023).

KSAL Ali menyebutkan, kapal selam dari beberapa negara Eropa masih menjadi perbincangan dan pembahasan dengan Kementerian Pertahanan selaku pengguna anggaran pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Namun, Ali tidak menyebutkan kapal selam produksi mana yang sedang dalam pembahasan tersebut.

Baca juga: KSAL Sebut Jumlah Kapal Bantu Penyelamatan Kapal Selam Bertambah

“Kita butuh kapal selam yang kemampuannya senyap, kemudian yang tahan lama, artinya endurance-nya, ketahanlamaan menyelamnya lebih lama,” ucap Ali.

“Nah itu yang kita inginkan, ini ada beberapa pilihan kapal selam dan itu semua masuk dalam kriteria dan spek yang kami ajukan ke Kemenhan,” kata Ali.

TNI AL, sebut Ali, juga telah mengajukan operational requirement (opsreq) ke Kemenhan.

Dalam catatan Kompas.com, Kemenhan RI bekerja sama dengan Perancis terkait pembangunan dua kapal selam Scorpene.

Baca juga: Puing-puing Kapal Selam Titan Kembali Ditemukan

PT PAL, perusahaan dalam negeri yang ditugasi membangun kapal selam Scorpene, tengah bekerja sama dengan perusahaan asal Perancis, Naval Group.

Rencana pembelian ini masuk dalam kerja sama di bidang research and development tentang kapal selam yang telah ditandatangani antara pihak PT PAL Indonesia dan Naval Group dari Perancis di Jakarta, 10 Februari 2022.

Sementara itu, KSAL Ali sebelumnya juga mengusulkan ke Kemenhan soal kapal selam mana yang cocok untuk Indonesia setelah ia mengunjungi galangan thyssenKrupp Marine System yang berbasis di Kiel, Jerman.

Dalam kunjungannya ke ThyssenKrupp Marine System, 25 September 2023 waktu Jerman, Ali diperlihatkan produksi Submarine atau kapal selam tipe 212 dan 214.

Ali mengatakan, Kemenhan nanti yang menentukan kontrak pengadaan kapal selam.

Saat ini, Indonesia baru memiliki empat kapal selam yang bisa beroperasi. Idealnya, menurut Ali, TNI AL memiliki 12 kapal selam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com