Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambangi PBNU, Polri Ajak Kawal Pemilu Damai

Kompas.com - 29/11/2023, 18:57 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Operasi Nusantara Cooling System (NCS) sekaligus Wakabareskrim Polri Irjen Asep Edi Suheri menyambangi Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Kawasan Jakarta Pusat, Selasa (28/11/2023).

Kedatangan Polri dalam rangka mengajak warga Nahdlatul Ulama (NU) ikut mengawal pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 agar berlangsung damai.

"Kegiatan itu tujuannya mengajak dan meminta bantuan para tokoh-tokoh, baik itu tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan lain sebagainya dari seluruh elemen untuk sama-sama membantu Polri memberikan informasi yang menyejukkan dalam masa pemilu ini," kata Kasatgas Humas Operasi NCS Brigjen Gatot Repli Handoko kepada wartawan, Rabu (29/11/2023).

Baca juga: Periksa Aiman, Polisi Ingin Klarifikasi Langsung soal Pernyataan Oknum Polri Tak Netral

Dalam kesempatan itu, Gatot mengatakan Tim Operasi NCS merupakan bagian dari Operasi Mantap Brata yang mengawal pengamanan Pemilu 2024.

Kepala Biro Multimedia (Karo Mulmed) Divisi Humas Polri itu berharap selama pemilu masyarakat turut menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Menurut Gatot, Polri juga telah berkunjung ke Masjid Istiqlal serta beberapa tokoh agama, tokoh pemuda, dan tokoh nasional guna melakukan silaturahmi terkait menjaga pemilu damai.

"Jadi, operasi nusantara cooling system itu kan membantu mendinginkan situasi supaya tidak terjadi polarisasi. Kita juga tidak mudah percaya sama hoaks, kita juga harus bijak, kita menjaga persatuan, kesatuan tidak terpecah belah, itu target sasaran kita," ujarnya.

Baca juga: Jumat 1 Desember, Polda Metro Panggil Aiman Witjaksono Soal Isu Oknum Polri Tak Netral

Dalam acara silaturahmi itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yakin dengan netralitas Polri dalam Pemilu 2024.

Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu menyebut Polri telah menjalankan tugasnya dengan baik memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) jelang Pemilu 2024 nanti.

"Saya kira Polri menjalankan tugas dengan baik yaitu menjalankan tanggungjawab memelihara ketentraman bukan ikut di dalam kompetisi politik," tegas Gus Yahya.

Menurut dia, jika Polri dituding tidak netral, maka sudah timbul gejolak di tengah-tengah masyarakat. Namun, kata dia, Polri sampai saat ini sudah menjaga pelaksanaan Pemilu 2024 dengan baik.

"Sebetulnya dalam hal ini sama dengan NU. Kita, NU, juga tidak terlibat dalam kompetisi politik. Saya kira Polri juga melakukan yang sama karena kalau Polri ini melakukan tugas tidak semestinya, tidak mungkin lah masyarakat tenang seperti ini. Polri menjalankan apa yang menjadi tanggung jawabnya," ucap Gus Yahya.

Baca juga: Kemenkominfo, Bawaslu, dan Polri Luncurkan Desk Kawal Pemilu 2024 Kondusif di Ruang Siber

Dalam kesempatan itu, Gus Yahya mengapresiasi tugas Polri menjaga ketentraman menjelang pemilu.

Dia menyebut strategi kepolisian dalam upaya preemtif berhasil membuat situasi di masyarakat sangat kondusif.

"Sampai saat ini keadaan sangat kondusif di masyarakat. Ini berarti strategi dari aparat termasuk dari Polri dalam memelihara ketentraman cukup berhasil dan harus dilanjutkan karena ini sangat dibutuhkan apalagi pada saat ini tahun politik," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan Lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan Lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com