Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kemenkominfo dan DPR Sepakati Perubahan 14 Pasal Eksisting dan Penambahan 5 Pasal dalam UU ITE

Kompas.com - 24/11/2023, 10:39 WIB
F Azzahra,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah menyepakati Rancangan Undang-undang (RUU) tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Hal itu disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi dalam Rapat Kerja Pembicaraan Tingkat I untuk Pengambilan Keputusan terhadap RUU Perubahan Kedua UU ITE di Gedung Nusantara II, Jakarta Selatan, Rabu (22/11/2023).

Budi mengatakan, RUU Perubahan Kedua UU ITE akan menjadi landasan hukum yang komprehensif. Terdapat beberapa pasal yang mengatur tentang tindakan kriminal, pengakuan atas kontrak elektronik, dan perlindungan anak di dunia digital.

"Rapat panitia kerja (panja), rapat tim perumus (timus), tim sinkronisasi (timsin) telah membahas dan menyepakati perubahan pada 14 pasal eksisting dan penambahan 5 pasal. Poin pokok yang dihasilkan, yakni perubahan norma yang meliputi alat bukti elektronik, sertifikasi elektronik, transaksi elektronik, segel elektronik, autentikasi situs web, dan identitas ilegal," kata Budi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (24/11/2023).

Baca juga: Kemenkominfo Ajak Pemuda Papua jadi Pemrakrsa untuk Jaga Demokrasi dengan Tingkatkan Kemampuan Cegah Hoaks di Ruang Digital

Budi menjelaskan, UU ITE telah mengalami perubahan dengan UU Nomor 19 Tahun 2016. Dinamika dunia digital mendorong pemerintah dan DPR RI untuk menyesuaikan tuntutan masyarakat.

"Ditetapkannya UU Nomor 19 Tahun 2016 menunjukan dinamika masyarakat yang menginginkan penyempurnaan terhadap pasal-pasal UU ITE," tutur Budi.

Lebih lanjut, Budi menyebut, RUU Perubahan Kedua ITE diperlukan untuk memperkuat jaminan pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain.

Selain itu, RUU ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan yang sesuai dengan pertimbangan keamanan dan ketertiban umum untuk mewujudkan keadilan dan kepastian hukum dalam lingkup masyarakat yang demokratis.

"Banyak pihak yang menganggap norma-norma UU ITE multitafsir dan mengancam kebebasan berpendapat. Hal ini menunjukkan bahwa hukum perlu menyesuaikan kebutuhan masyarakat dan perkembangan hukum, baik secara nasional maupun global," ujar Budi.

Baca juga: Dorong Kolaborasi, Kemenkominfo Ajak Pemuda Papua dan Bandung Bersatu

Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk memperbaiki permasalahan penerapan UU ITE yang dinilai multitafsir tersebut.

Sebagai informasi, dalam kesempatan itu, Budi didampingi oleh Wakil Menkominfo Nezar Patria, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenkominfo Mira Tayyiban, Direktur Jenderal (Dirjen) Aplikasi Informatika Semuel A Pangerapan, serta Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Usman Kansong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com