Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Partai Gelora Identifikasi 3 Model Kecurangan yang Potensial Terjadi dalam Pemilu 2024

Kompas.com - 22/11/2023, 08:49 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) telah membentuk Tim Advokasi dan Saksi untuk mengantisipasi kecurangan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 terutama dalam pemilu legislatif (pileg).

Tim yang dibentuk oleh Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelora tersebut bertugas untuk mengamankan suara rakyat yang dipercayakan kepada partai. Adapun tim ini dipimpin oleh Ketua Bidang Hukum DPN Partai Gelora Amin Fahrudin, yang berprofesi sebagai advokat.

"Kami telah mengidentifikasi praktik-praktik kecurangan yang biasa terjadi dalam pemilu," kata Amin dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (21/11/2023).

Menurutnya, ada tiga model kecurangan yang terjadi dalam setiap pemilu, termasuk di Pemilu 2024.

Baca juga: TKN Prabowo-Gibran Klaim Temukan Kecurangan Pemilu di 10 Titik, Sudah Dilaporkan ke Bawaslu

Pertama, pencurian atau kecurangan di tempat pemungutan suara (TPS) yang dilakukan oleh oknum partai pesaing dengan bantuan oknum penyelenggara di Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), sehingga bisa mengurangi perolehan suara Partai Gelora.

"Untuk itu kami akan mengirimkan tim saksi di setiap TPS di seluruh pelosok Tanah Air yang berfungsi sebagai saksi sekaligus mengadvokasi atau memperjuangkan jika terjadi praktik pencurian atau kecurangan di masing-masing TPS," ujar Amin.

Sebab, jika pihaknya mengabaikan hal tersebut maka Partai Gelora tidak dapat memperjuangkan atau memprotes kecurangan yang sudah terlanjur dihitung dan dilaporkan dalam formulir C-1.

Suasana saat warga melakukan pencoblosan di TPS 17 Jalan Pasar Ikan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu, (15/2/2017). Pemilihan kepala daerah dilakukan secara serentak pada hari ini di seluruh Indonesia.(KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG) Suasana saat warga melakukan pencoblosan di TPS 17 Jalan Pasar Ikan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu, (15/2/2017). Pemilihan kepala daerah dilakukan secara serentak pada hari ini di seluruh Indonesia.

Amin mengungkapkan, kecurangan kedua dapat terjadi dalam proses rekapitulasi di tingkat kecamatan maupun kabupaten.

Baca juga: KPU DKI Butuh GOR di Tiap Kecamatan untuk Logistik dan Rekapitulasi Pemilu 2024

"Dalam proses rekapitulasi suara jika tidak kami pantau dan tongkrongi, maka potensi kecurangan juga dapat terjadi," ucapnya.

Oleh karenanya, lanjut Amin, Tim Saksi Partai Gelora siap untuk mengawal setiap rekapitulasi di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) maupun Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) kabupaten atau kota, sehingga potensi kecurangan yang berakibat pada kerugian suara dapat diantisipasi.

Adapun model kecurangan ketiga, yaitu jual beli suara. Amin mencontohkan, misalnya ada oknum partai A melakukan jual beli suara kepada oknum partai B dengan melibatkan oknum penyelenggara sehingga berdampak pada melonjaknya suara partai pembeli.

Menurutnya, kasus tersebut lebih rumit karena biasanya tidak terkait langsung dengan hilangnya suara Partai Gelora.

Baca juga: Pesaing Komodo dari Filipina

"Memang suara kami tidak berkurang, tapi partai pesaing bisa melonjak drastis melampaui partai kami sehingga ketika dikonversi menjadi kursi parlemen, partai tersebutlah yang mendapat kursi," imbuh Amin.

Menurutnya, tim yang besar harus dikerahkan sebagai tindakan antisipasi terhadap kecurangan model jual beli suara.

Tim tersebut akan bertugas untuk mengecek seluruh rekapitulasi di setiap level mulai dari TPS sampai KPUD, bahkan sampai KPU pusat.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

Nasional
Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com