Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dominasi PDI-P di Jateng Diprediksi Berkurang Usai Gibran Jadi Cawapres Prabowo

Kompas.com - 06/11/2023, 11:20 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai, dominasi PDI Perjuangan di Jawa Tengah bisa berkurang dengan pencalonan Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto.

Pasalnya, Gibran dan PDI-P memiliki ceruk massa yang sama. Sehingga, ia memprediksi, mesin politik Gibran dan PDI-P akan saling menggerus di Jawa Tengah.

"Jika 2019 lalu PDI-P bisa menguasai 28 dari 35 kabupaten-kota di Jateng, maka kemungkinan dominasi suara PDI-P di 2024 bisa berkurang," kata Umam kepada Kompas.com, Senin (6/11/2023).

Baca juga: [VIDEO] Ada Hoaks KPU Tolak Pendaftaran Gibran sebagai Cawapres, Simak Bantahannya

Menurut Umam, Gibran bakal disokong oleh jaringan relawan Jokowi, Partai Solidaritas Indonesia yang diketuai sang adik, serta partai politik Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo-Gibran.

Bahkan, Gibran juga dapat punya kendaraan politiknya sendiri apabila benar bergabung ke Partai Golkar. Kabar Gibran berlabuh ke Golkar kian santer usai putra Presiden Joko Widodo itu resmi didaftarkan sebagai bacawapres Prabowo ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Jika Gibran masuk ke Golkar, maka Golkar Jateng akan efektif menggerus suara PDI-P di kandang banteng," ujar Umam.

Baca juga: Gibran Izin Tak Masuk Kerja Hari Ini, Hadiri Undangan Makan Siang Wapres

Lebih lanjut, kelompok pendukung Gibran juga dapat mempengaruhi basis suara Ganjar Pranowo di Jawa Tengah sebagai bakal calon presiden yang diusung oleh PDI-P.

"Diakui atau tidak, agresivitas mesin-mesin politik Prabowo-Gibran itu akan berdampak pada basis dukungan suara Ganjar-Mahfud di Jateng," kata Umam.

Terlebih apabila mesin politik PDI-P di Jawa Tengah tidak total memenangkan Ganjar sebagai calon presiden.

Seperti diketahui, ketua DPD PDI-P Jawa Tengah Bambang Wuryanto merupakan sosok yang dahulu sempat berseberangan dengan Ganjar.

Menurut Umam, situasi tersebut bisa terjadi apabila dinamika politik di internal PDI-P belum selesai meski Ganjar telah dideklarasikan sebagai calon presiden.

Baca juga: Teka-teki Status Gibran di PDI-P

"Pihak-pihak yang dulu bersebrangan dengan Ganjar, bisa saja berkeyakinan bahwa jika pun Ganjar memenangkan pertarungan Pilpres, elite-elite PDI-P Jateng itulah yang akan menjadi sasaran tembak utama untuk disingkirkan oleh kekuatan politik Ganjar," kata Umam.

"Karena itu, mereka akan bekerja total untuk memenangkan PDI-P, tapi belum tentu untuk menenangkan Ganjar," imbuh dia.

Sebelumnya, Ganjar masih menjadi "kandang banteng" meski salah satu kader PDI-P, yakni Gibran, kini menjadi lawan di Pilpres mendatang.

"Jateng sampai hari ini tetap 'kandang banteng'. Bantengnya makin solid, makin menguat. Karena banteng tidak pernah cengeng. Karena banteng itu kalau ketaton (terluka) bukan nangis, dia akan marah," kata Ganjar usai Rapat dan Deklarasi di Stadion Jatidiri, Kota Semarang, Sabtu (4/11/2023).

Baca juga: Isu Gibran Gabung Golkar Kembali Berembus

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menyatakan, Gibran akan turun tangan untuk merebut suara di Jawa Tengah.

"Di Jateng bukan hanya Mas Gibran, semua. Caleg-caleg Partai Gerindra, caleg partai pengusung, semua turun terus, apalagi Mas Gibran," ujar Habiburokhman saat ditemui di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (5/11/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Nasional
Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor, Jadi Saksi Karen Agustiawan

Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor, Jadi Saksi Karen Agustiawan

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Nasional
Mengganggu Pemerintahan

Mengganggu Pemerintahan

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Nasional
Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Nasional
Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Nasional
Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda Indonesia soal Mesin Pesawat Rusak

Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda Indonesia soal Mesin Pesawat Rusak

Nasional
Spesifikasi HNLMS Tromp, Kapal Fregat Belanda yang Bersandar di Jakarta

Spesifikasi HNLMS Tromp, Kapal Fregat Belanda yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Banyak Pabrik Pindah dari Jabar dan Picu PHK, Menperin: Itu Perhitungan Bisnis

Banyak Pabrik Pindah dari Jabar dan Picu PHK, Menperin: Itu Perhitungan Bisnis

Nasional
Prabowo Bantah Pemerintahannya Bakal Terapkan Proteksionisme

Prabowo Bantah Pemerintahannya Bakal Terapkan Proteksionisme

Nasional
Klaim Tak Pernah Rekomendasikan Proyek di Kementan, SYL: Semua Harus Sesuai SOP

Klaim Tak Pernah Rekomendasikan Proyek di Kementan, SYL: Semua Harus Sesuai SOP

Nasional
Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Capai 8 Persen di 3 Tahun Pemerintahannya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Capai 8 Persen di 3 Tahun Pemerintahannya

Nasional
Jelang Juni, Pemerintah Belum Putuskan Perpanjang Bansos Beras atau Tidak

Jelang Juni, Pemerintah Belum Putuskan Perpanjang Bansos Beras atau Tidak

Nasional
SYL Mengaku Tak Tahu Ada Patungan di Kementan untuk Kepentingannya

SYL Mengaku Tak Tahu Ada Patungan di Kementan untuk Kepentingannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com