JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membela PDI Perjuangan yang disebut Partai Gelora sebagai penyebab tidak terwujudnya rencana pembentukan koalisi besar.
Menurut Juru Bicara PPP Usman M Tokan, sebagai partai dengan perolehan suara tinggi di Pemilu 2019 lalu, wajar bila PDI-P kemudian mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (bacapres).
"PDI Perjuangan punya kekuatan 20 persen, jadi dia berhak melakukan apa saja," kata pria yang karib disapa Donnie Tokan itu kepada Kompas.com, Kamis (2/11/2023).
Usai dideklarasikan sebagai bakal capres, PPP diketahui bergabung dengan PDI-P sebagai pengusung Ganjar di Pilpres 2024.
Menurutnya, wajar bila kemudian PPP mengusung Ganjar, lantaran mantan Gubernur Jawa Tengah itu juga merupakan bagian dari keluarga besar PPP.
"Mas Ganjar juga sosok bagian PPP. Kenapa? Mertuanya Mas Ganjar, kakak iparnya Mas Ganjar PPP semua. Nah jadi buat kami ada sejarah panjang kenapa kami memilih Mas Ganjar," jelasnya.
Lebih jauh, Donnie mengatakan, PPP dan PDI-P sepakat untuk melanjutkan pembangunan yang telah dimulai Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Terima Surat dari PDI-P Solo agar Mundur dan Kembalikan KTA, Gibran: Nanti Akan Kami Tindak Lanjuti
Bahkan, ia menyebut, sikap itu tidak berbeda ketika kedua parpol itu kembali mendukung Presiden Jokowi di Pilpres 2019.
"Kita sepakat itu bahwa kita, keberlanjutan pembangunan menuju ke sana itu, kita semua sepakat," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta mengungkap, bagaimana rencana pembentukan koalisi besar yang ketika itu gagasannya telah disetujui Presiden Jokowi, gagal terbentuk.
Hal itu terjadi lantaran PDI-P secara tiba-tiba mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai bakal capres.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.