JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kediaman SBY, Cikeas, Jawa Barat pada Selasa (17/10/2023).
Pertemuan ini terjadi sehari setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan kepala daerah yang belum berusia 40 tahun boleh maju di Pemilu 2024.
Adapun putusan MK ini kerap dikaitkan dengan majunya putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka ke Pilpres 2024 sebagai cawapres Prabowo. Sebab, usia Gibran saat ini baru 36 tahun.
Baca juga: Soal Cawapres, Prabowo: Ojo Kesusu, Ojo Grusa-grusu
Praktis, jika MK tidak mengabulkan gugatan mengenai batas usia capres-cawapres, maka Gibran tidak bisa maju.
Hanya saja, faktanya, yang terjadi justru sebaliknya. Gibran bisa maju sebagai capres/cawapres karena memenuhi syarat pernah atau sedang menjabat kepala daerah.
Berhubung "karpet merah" telah diberikan kepada Gibran, Prabowo disebut tak bisa langsung memutuskan sendiri cawapresnya.
Ia disebut tetap harus meminta restu kepada para ketua umum partai politik di Koalisi Indonesia Maju.
Lantas, untuk apa Prabowo menemui SBY?
Terkait ini, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku ikut dalam pertemuan Prabowo-SBY tersebut.
Ia mengatakan, pertemuan itu bentuk silaturahmi.
"Yang jelas tadi pertemuannya sangat baik, sebuah silaturahmi antara dua tokoh. Dan sekali lagi inilah yang juga kami apresiasi terhadap figur Pak Prabowo ini," ujar AHY saat ditemui di rumah Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Selasa.
Baca juga: Agung Laksono Persilakan Gibran Bergabung, Singgung Cawapres Prabowo dari Golkar
AHY menyampaikan, Prabowo selalu mendengarkan pandangan dari rekan sesama koalisi.
Maka dari itu, meski Prabowo diberikan ruang yang seluas-luasnya karena ditetapkan sebagai capres, ia tetap melibatkan Koalisi Indonesia Maju dalam mengambil keputusan.
"Pak Prabowo selalu mengatakan, semangat koalisi ini adalah collective leadership. Artinya mendengarkan berbagai pandangan masukan dan juga ada kepatutan yang Beliau katakan saya harus berdiskusi menyampaikan semua hal yang penting terkait strategi dan lain sebagainya," tutur dia.
"Termasuk bagaimana pada akhirnya kita bisa ingin menghadirkan soliditas antara partai-partai pengusung Beliau. Dan tentunya itu semua akan menjadi aset berharga untuk bisa memenangkan pemilu ke depan," ujar AHY.