Dukung Gibran Maju Pilpres, Projo Sebut Faktor Jokowi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bapilpres DPP Pro Jokowi (Projo) Panel Barus mengungkapkan bahwa sejauh ini nama pasangan calon (paslon) yang menguat untuk didukung oleh pihaknya adalah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Alasan pertama, pihaknya melihat variabel Joko Widodo (Jokowi) yang begitu penting dalam menentukan arah dukungan pada Pilpres 2024.

"Approval rating Pak Jokowi di akhir masa jabatan ini tentu akan jadi faktor kunci juga," kata Panel dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Kamis (12/10/2023).

Baca juga: Soal Wacana Gibran Maju Pilpres, Projo: Enggak Relevan Ngomong Dinasti Politik

Adapun Gibran merupakan putra sulung Presiden Jokowi. Oleh karena itu, representasi kepemimpinan Jokowi dinilai melekat pada sosok Gibran.

Kemudian, Projo berpandangan bahwa Pemilu 2024 merupakan pemilu yang didominasi oleh pemilih muda.

"Karena ada 52 persen pemilih adalah milenial dan gen Z besok, sehingga dalam pragmatisme pemilu tentu keterwakilan politik anak muda untuk bisa menang itu jadi penting," ujar dia.

"Sehingga nama Mas Gibran akhirnya begitu mencuat karena ada faktor tadi," kata dia.

Meski begitu, diakui Panel bahwa tidak semua orang akan menyetujui dukungan Projo pada Gibran.

Namun, ia mengaku hanya menyampaikan sejumlah variabel mengapa pihaknya mendorong keterwakilan anak muda pada Pilpres 2024.

"Tapi variabel keterwakilan anak muda ini kemudian punya daya dorong, daya uji tersendiri dalam elektoral besok. Itu yang tentu akan dikalkulasi secara rigid," tutur Ketua Panitia Rakernas VI Projo ini.

Baca juga: Ungkap Bursa Cawapres, Projo: Erick Thohir Ada dalam Diskusi Kami, apalagi Gibran

Saat ini, tinggal Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang belum mengumumkan siapa sosok pendampingnya kelak di Pilpres 2024.

Gibran Rakabuming Raka digadang kuat menjadi cawapres Prabowo.

Meski demikian, Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra sebelumnya mengungkap nama selain Gibran yang potensial menjadi cawapres.

Mereka adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.