JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Solo sekaligus putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka kini menjadi salah satu kandidat bakal calon wakil presiden (cawapres) Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Nama Gibran semakin menguat setelah daftar kandidat cawapres Prabowo mengerucut empat nama saja.
Selain Gibran, nama yang dipertimbangkan menjadi bakal cawapres Prabowo adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Diketahui, Gibran langsung mengawali karier politiknya sebagai Wali Kota Solo. Ia dilantik pada 26 Februari 2021.
Belum genap lima tahun menjabat, Gibran kini dilirik menjadi bakal cawapres untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Jika menarik memori beberapa tahun silam, Gibran sebenarnya pernah menyatakan bahwa dirinya tidak mau berpolitik.
Baca juga: Gerindra: Parpol KIM dan Relawan Jokowi Usul Gibran jadi Cawapres Prabowo
Pada 2018 lalu, Gibran menyatakan bahwa tidak berpolitik menjelang Pilpres 2019. Kala itu, ayahnya, Joko Widodo (Jokowi) maju sebagai calon presiden (capres) dan akan bertarung melawan Prabowo Subianto.
Awalnya, Gibran menjawab diplomatis ketika ditanya akan memilih Prabowo Subianto atau Jokowi di Pemilihan Presiden 2019.
Gibran mengatakan, memilih Prabowo atau Jokowi adalah hak memilih setiap orang yang tidak perlu disampaikan ke publik.
"Soal memilih (Prabowo atau Jokowi) jawabannya rahasia," ujar Gibran, menjawab pertanyaan salah satu mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, Semarang pada 3 September 2018.
Baca juga: Soal Gibran Jadi Cawapres Prabowo, FX Rudy: Ya Tidak Apa-apa, Semua Tergantung Mas Gibran
Gibran mengatakan, meski dirinya anak orang nomor satu di negeri ini, ia meyakinkan tidak ikut perpolitikan nasional.
Di pilpres nanti, ia juga tidak pernah menjadi tim sukses untuk salah satu pasangan calon.
"Saya itu enggak pernah berpolitik dan tidak menjadi tim sukses," katanya.
Hingga Juli 2019, Gibran masih mengaku tidak mau berpolitik. Gibran saat itu mengklaim dirinya fokus menjadi pebisnis.
Namun, kala itu, Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta melakukan survei mengenai popularitas dan elektabilitas tokoh-tokoh dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Solo 2020.
Survei yang melibatkan 766 responden itu dilakukan dengan teknik random sampling di 96 titik lokasi di Kota Solo.
Baca juga: MK Dianggap Penopang Dinasti Jokowi jika Gibran Bisa Berlaga di Pilpres 2024