Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datangi Rumah Prabowo, Relawan Jokowi Minta Gibran Digandeng Jadi Cawapres

Kompas.com - 07/10/2023, 21:51 WIB
Fika Nurul Ulya,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) berharap bakal calon presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto bakal menggandeng putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai bakal calon wakil presiden.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Samawi, Gus Muhammad Nahdy saat berkunjung ke rumah Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Sabtu (7/10/2023).

Dia meminta Prabowo menggandeng Gibran jika Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan atas batas minimal usia calon presiden dan calon wakil presiden.

"Kami berharap Pak Prabowo menggandeng Mas Gibran Rakabuming Raka, sebagai bakal calon wakil presidennya Pak Prabowo, jika nanti MK mengabulkan gugatan atas batas minimal usia capres dan cawapres," kata Nahdy, Sabtu.

Baca juga: Relawan Samawi Ramai-ramai ke Rumah Prabowo Setelah Gelar Rapimnas yang Dihadiri Jokowi

Nahdy meyakini, pasangan Prabowo-Gibran akan menjadi dwitunggal yang saling menguatkan.

Menurutnya, Prabowo dan berdedikasi dan tegas, akan sangat pas jika disandingkan dengan Gibran yang inovatif dan mengerti kebutuhan generasi muda.

Oleh karena itu, pihaknya siap bergerak mengingat Samawi memiliki struktur yang lengkap hingga level kecamatan se-Pulau Jawa.

"Ditambah lagi Majelis Pengurus Wilayah di provinsi lainnya. Kami akan bergerak hingga tingkat desa, memastikan hajat Pemilu kita berlangsung rukun dan damai," beber Nahdy.

Lebih lanjut, Nahdy mengungkapkan alasan Samawi mendukung Prabowo Subianto sebagai capres.

Baca juga: Jokowi: Dibutuhkan Pemimpin yang Bernyali Tinggi, yang Berani Ambil Risiko...

Nahdy menyatakan, Prabowo kerap kali menyatakan sering berguru kepada Presiden Jokowi terkait politik. Prabowo menjadikan kebijakan dan kode kode politik dari Jokowi sebagai acuan.

"Atas dasar pertimbangan itu, kami hari ini berada di sini untuk menyelaraskan persepsi, menggandeng tangan Bapak untuk terus maju dan berlaga dalam kontestasi pertarungan pemimpin bangsa kita. Kami kaum sarungan tegak lurus bersama Pak Jokowi dan berijtihad mendukung bapak," tegas Nahdy.

Nahdy mengungkapkan, para kiai, para gus, ajengan, hingga tuan guru yang tergabung dalam Samawi pun sudah mufakat bahwa Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang tegas.

Selain tegas, Indonesia butuh pemimpin yang memiliki rasa cinta yang besar kepada rakyatnya, pemimpin yang berpengalaman mengelola geopolitik, dan mengantisipasi berbagai perkembang dunia.

Baca juga: Di Hadapan 16.000 Relawan, Jokowi: Presiden 2024 Harus Bernyali, Tak Kalah Gertak

Mereka merasa, Prabowo adalah sosok yang telah memenuhi kriteria tersebut.

"Kami sampaikan atas ijtihad kami, Pak Prabowo lah sosok itu," jelas Nahdy.

Sebagai informasi, Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) bertandang ke rumah bakal calon presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto pada Sabtu (7/10/2023) malam.

Relawan Jokowi tersebut datang usai mengadakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Samawi di Istora Senayan, Jakarta Pusat, sore ini. Rapimnas itu dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Pantauan Kompas.com di lokasi, para relawan datang ke rumah Prabowo di Jalan Kertanegara Nomor 4 menggunakan bus-bus besar. Relawan yang didominasi memakai baju putih dan merah itu berpencar di sekitar rumah Prabowo.

Para petinggi relawan kemudian memasuki rumah Prabowo untuk bertemu sosok Menteri Pertahanan itu. Mereka diketahui berdiskusi selama setengah jam, lalu keluar kembali bersama dengan Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com