Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Kaesang, Puan: Sudah Nyambung, Kesalahpahaman Jangan Terjadi Lagi

Kompas.com - 05/10/2023, 21:10 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Puan Maharani mengatakan, partainya sudah tidak ada miskomunikasi dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Hal ini ditegaskannya Puan setelah bertemu dengan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep di salah satu kafe Kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Dia menyampaikannya saat ditanya wartawan apakah pertemuan dengan Ketum PSI ini juga untuk menghilangkan kesan adanya tudingan PDI-P sebagai partai sombong.

"Ya bukannya jangan pernah mengatakan sombong atau enggak sombong, ini masalahnya cuma masalah teknis komunikasi yang belum nyambung, Alhamdulillah hari ini kita nyambung, ya Mas ya," kata Puan usai pertemuan dengan Kaesang.

Baca juga: Alasan Kaesang Temui PDI-P Usai Jadi Ketum PSI

Ketua DPR RI itu pun berharap kini tidak ada lagi miskomunikasi antara kedua partai.

Puan juga ingin PDI-P dan PSI bisa terus membangun bangsa Indonesia.

"Sudah nyambung, jadi kesalahpahaman ataupun kemudian miss komunikasi yang mungkin pernah terjadi jangan sampai terulang dan terjadi lagi," ucap Puan.

"Jadi sekarang kakak-adik ini sudah bertemu, berjumpa ya insya Allah ke depannya kita bisa sama-sama membangun bangsa dan negara ini," kata dia lagi.

Sebelumnya, PDI-P dan PSI sempat diisukan bersitegang. Kedua partai itu juga sempat dinilai saling sindir dalam beberapa kesempatan lalu.

Megawati Soekarnoputri menyinggung partai politik yang mendompleng dukungan capres kepada kader partainya.

Baca juga: Megawati Ucapkan Selamat ke Kaesang, Harus Amanah Jadi Ketum PSI

Presiden ke-5 Republik Indonesia ini keheranan karena hal ini dinilai seakan partai politik tersebut tidak punya kader sendiri yang bisa didukung sebagai capres.

"Aku sampai lihatin, aku bilang orang berpolitik kok kayak gitu. Emang enggak punya kader sendiri?" kata Megawati dalam pidatonya di acara HUT ke-50 PDI-P di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023) lalu.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menilai pernyataan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri soal adanya partai politik mendompleng dukungan calon presiden (capres) ditujukan kepada PSI.

Menurut dia, sindiran Mega itu dikarenakan dukungan PSI terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres. Adapun Ganjar adalah kader PDI-P.

"Kami paham bahwa apa yang disampaikan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri dalam pidato di acara HUT ke-50 PDI-P ditujukan ke PSI," kata Grace dalam keterangan video yang diterima Kompas.com, Rabu (11/1/2023).


Grace kemudian meminta maaf kepada Megawati dan PDI-P atas sikap mendukung Ganjar yang dianggap mendompleng kader partai lain.

Dalam permintaan maafnya, Grace meminta maklum karena PSI dinilai partai muda, masih awam dan naif.

"Kami kurang memahami mekanisme rekrutmen di PDI-P," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com