Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Di Jakarta Pohon Kurang, Kendaraan Banyak, Sehingga Banyak Orang Batuk-batuk

Kompas.com - 18/09/2023, 19:34 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyinggung soal polusi udara di DKI Jakarta yang memicu masyarakat menderita batuk.

Menurut Presiden, situasi Ibu Kota yang kekurangan pohon hijau tetapi banyak kendaraan bermotor menyebabkan terjadinya polusi udara. Akibat polusi, masyarakat banyak yang terpapar penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

"Di DKI Jakarta pohonnya kurang, kendaraannya banyak. Yang terjadi polusi. Yang terjadi sekarang ini yang di Jakarta banyak orang batuk-batuk," ujar Jokowi saat memberikan sambutan pada Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Baru Terbarukan (LIKE) di Indonesia Arena, Jakarta, Senin (18/9/2023).

Kepala Negara berkelakar bahwa jika ada peserta festival LIKE yang terpantau batuk-batuk pasti berasal dari DKI Jakarta.

"Jadi yang batuk-batuk ini pasti dari Jakarta," kata Jokowi yang disambut tawa hadirin.

Baca juga: Menag Minta Umat Islam Gelar Shalat Istisqa Saat Musim Kemarau dan Polusi

Jokowi pun mengingatkan masyarakat memakai masker untuk menghindari dampak polusi udara.

Apalagi, jika warga melakukan aktivitas bersepeda di jalan raya.

Selain itu, Presiden juga mengajak masyarakat ikut mendukung gerakan rehabilitasi hutan dan menanam pohon.

Menurut dia, penanaman pohon bisa dilakukan sebanyak-banyaknya dari lingkungan sekitar tempat tinggal.

Sebelumnya, Presiden residen Jokowi menyerukan gotong royong semua pihak untuk mengatasi masalah polusi udara di wilayah DKI Jakarta.

Baca juga: Bantu Atasi Polusi, 18 Gedung Tinggi di Jaksel Sudah Pasang Water Mist

Jokowi juga menyatakan bahwa mengatasi masalah polusi membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

"Ini memang perlu kerja total, kerja bersama-sama tetapi memerlukan waktu, enggak bisa langsung," kata Jokowi saat berkunjung ke SMKN Jawa Tengah, Semarang, Rabu (30/8/2023).

Jokowi mengatakan, kerja bersama itu antara lain dapat dilakukan warga dengan beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik atau menggunakan kendaraan listrik.

Mantan Wali Kota Solo ini juga mewajibkan kantor-kantor untuk menanam pohon sebanyak-banyaknya guna mengatasi polusi.

Dia melanjutkan, pemerintah pun telah melakukan usahanya dengan memodifikasi cuaca serta memberlakukan bekerja dari rumah atau work from home.

Jokowi juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus mengawasi emisi yang dihasilkan industri, pembangkit tenaga listrik, ataupun kendaraan bermotor.

Ia tidak segan-segan menutup industri yang kedapatan mencemari udara dan tidak menaati aturan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com