Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah PKB Gabung, Koalisi Perubahan Sebut Tak Ingin "Bubarkan" Pencapaian Jokowi

Kompas.com - 16/09/2023, 13:54 WIB
Vitorio Mantalean,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara Anies Baswedan, Sudirman Said, angkat bicara soal keraguan sebagian pihak tentang semangat perubahan pada Koalisi Perubahan seiring bergabungnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Adapun Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang dipasangkan dengan Anies Baswedan sebagai bakal capres-cawapres Koalisi Perubahan, merupakan bagian dari kabinet Presiden Joko Widodo. Cak Imin pula yang menjadi orang pertama yang mengusulkan perpanjangan masa jabatan Jokowi 3 periode.

"Apakah bergabungnya PKB elan perubahannya masih akan cukup kental? Saya kira Pak Anies sekalipun yang sejak awal menjadi kandidat yang dipersepsikan di luar pemerintahan itu selalu mengatakan tidak ada yang totally perubahan, tetapi juga tidak ada yang totally kelanjutan," jelas Sudirman dalam jumpa pers di Rumah Koalisi Perubahan, Jakarta Selatan, Sabtu (16/9/2023).

Baca juga: PKB Berharap Demokrat Bergabung Usung Anies-Cak Imin

"Tidak ada pikiran sama sekali untuk membubarkan apa yang sudah dicapai, tapi juga tidak pas kalau kita hanya mengatakan meneruskan apa yang ada," tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa setiap pemerintahan memiliki unsur keberlanjutan dan perubahan. Hal tersebut yang menjadi paradigma Koalisi Perubahan.

Dalam menyusun rencana program kerja, Sudirman mengatakan, Anies membuat matriks empat kategori, yaitu kebijakan yang baik dan dapat dilanjutkan, kebijakan yang perlu dikoreksi, kebijakan yang perlu dibatalkan, dan kebijakan yang betul-betul tawaran baru.

Pembaruan, ujar Sudirman, merupakan suatu kebutuhan "bukan karena ingin melawan yang sekarang".

"Akan terjadi satu konvergensi antara pikiran-pikiran Pak Anies dan Cak Imin yang mungkin mewarnai perjalanan tim kita ke depan," ujar dia.

Pencalonan Anies dan Cak Imin diwarnai polemik karena PKB mendadak bergabung ke dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan, yang sebelumnya diisi oleh Nasdem bersama Partai Demokrat dan PKS selama setahun lebih.

Baca juga: Ketika PKS Goda Demokrat Kembali ke Koalisi Perubahan...

Setelah deklarasi Anies-Cak Imin membuat Partai Demokrat merasa dikhianati karena tiket bakal cawapres untuk Agus Harimurti Yudhoyono berpindah ke tangan Muhaimin. Partai Demokrat pun memutuskan untuk keluar dan mencabut dukungan terhadap Anies.

Sementara itu, PKS tak serta-merta langsung merestui duet Anies-Cak Imin. Selasa (12/9/2023), rombongan Anies dan Cak Imin bersama Partai Nasdem dan PKB mendatangi markas PKS dan disambut hangat oleh Presiden PKS Ahmad Syaikhu.

Baru kemarin, Jumat (15/9/2023), partai politik yang kerap dianggap berseberangan gagasan dengan PKB itu mendeklarasikan dukungan secara resmi pencalonan Anies-Muhaimin, berdasarkan hasil rapat majelis syura.

Komposisi tiga partai politik ini menguasai 167 kursi di DPR RI, jauh di atas ambang batas pencalonan presiden yang mensyaratkan minimum 115 kursi di parlemen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com