Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Dukung Kemajuan Industri Logistik Nasional, PIS Gencar Investasi dan Perluas Bisnis di Asia

Kompas.com - 12/09/2023, 19:25 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kawasan Asia Tenggara diyakini memiliki potensi untuk terus mengembangkan market dan meningkatkan kompetisi logistiknya di kancah global.

Perkembangan industri e-commerce yang semakin pesat ditambah dengan tren bisnis berkelanjutan ramah lingkungan, akan menjadi tantangan sekaligus peluang menjanjikan.

Pembahasan sektor logistik tersebut diulas secara intens dalam rangkaian event Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Indonesia 2023, Bloomberg Executive Lunch Session 'Navigating The ASEAN’s Logistics Landscape, Overcoming Complexity for Success'.

Ulasan itu dibahas dengan beberapa pembicara, di antaranya Chief Executive Officer (CEO) PT Pertamina International Shipping (PIS) Yoki Firnandi, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Kemaritiman) Jodi Mahardi, pengamat ekonomi politik Asmiati Malik, dan Managing Partner McKinsey Indonesia Khoon Tee Tan.

“Bisa dilihat dengan jelas bahwa di Asia Tenggara, market industri logistik sedang berkembang pesat pada saat ini,” ujar Jodi Mahardi dalam diskusi yang diselenggarakan pada Rabu (6/9/2023).

Baca juga: Asosiasi E-Commerce Indonesia Sebut Perlu Adanya Regulasi untuk Social Commerce

Perkembangan tersebut, lanjut dia, didorong oleh beberapa hal, antara lain berkembangnya industri e-commerce, konektivitas sambungan berkecepatan tinggi yang terus tumbuh, hingga digitalisasi.

Menurut Jodi, tingkat pertumbuhan tahunan bisa menjadi peluang tumbuhnya pendapatan di sektor perkapalan. Apalagi, rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan dari 2023 hingga 2030 sebesar 10,7 persen.

Ia menilai, Indonesia memiliki potensi untuk menaikkan indeks kompetitif logistik.

Potensi tersebut dapat dilihat dari proyek-proyek infrastruktur strategis yang gencar dibangun dalam 10 tahun terakhir untuk mendukung sistem logistik.

“Tentunya tantangan Indonesia sendiri adalah negara kepulauan yang terdiri dari 17.000 lebih pulau. Salah satu strateginya adalah dengan membantu konektivitas antarpulau. Dari sisi kebijakan, kita juga perlu mendorong digitalisasi di segala aspek,” kata Jodi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (12/9/2023).

Baca juga: Pertemuan Meja Bundar Bisnis Borneo Jadikan IKN sebagai Pusat Ekonomi Hijau ASEAN

Ia juga menyoroti mengenai green economy atau ekonomi hijau yang akan menjadi potensi bisnis logistik dalam upaya transisi energi guna mendukung Net Zero Emission (NZE) 2060 .

Green economy adalah masa depan, bagaimana kita bisa menangkap peluang ini dengan mulai menyiapkan dekarbonisasi di sektor logistik dan juga bisnis energi ramah lingkungan,” imbuh Jodi.

Menurutnya, hal tersebut merupakan peluang bagi PIS yang bisa mengembangkan kapal dual fuel dan bahkan angkutan carbon capture utilization and storage (CCUS).

Siap dukung kemajuan industri logistik nasional

Pada kesempatan yang sama, CEO PIS Yoki Firnandi mengatakan, pihaknya memiliki aset yang tidak hanya siap mendukung kemajuan industri logistik nasional, tetapi juga menjadi kebanggaan Indonesia di kawasan ASEAN.

Baca juga: Setelah KTT ASEAN, Jumlah Calon Investor IKN Terus Bertambah Jadi 281

Mengoperasikan lebih dari 300 kapal dan berlayar di 26 rute internasional, PIS terus berkembang untuk menjadi perusahaan perkapalan dan logistik maritim terkemuka di Asia Tenggara.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com