Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Darmansjah Djumala
Diplomat dan Dewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri

Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri dan Dosen Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung.

ASEAN: Antara Pusat Pertumbuhan dan Pusaran Konflik

Kompas.com - 09/09/2023, 08:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KONFERENSI Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN yang digelar di Jakarta Convention Center, Jakarta, pada 5-7 September, baru saja usai.

KTT yang dihadiri oleh 22 negara ini, baik oleh negara anggota ASEAN, negara mitra maupun negara undangan, diselenggarakan pada saat situasi dunia yang masih dalam keadaan tidak menentu.

Presiden Joko Widodo dalam tulisannya di Kompas, 3 September 2023, berjudul ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, mengatakan, dunia saat ini sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.

Perang dan konflik masih terjadi di beberapa kawasan, yang justru terjadi tatkala dunia masih tertatih-tatih bangkit dari kelesuan ekonomi akibat pandemi.

Satu hal yang patut disyukuri adalah di tengah situasi dunia seperti itu, ASEAN menikmati pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata dunia. Pertumbuhan ekonomi mustahil terjadi jika tidak ada stabilitas politik di kawasan.

Bagaimana ASEAN bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan sekaligus menjaga stabilitas politik kawasan?

Mengutip kata-kata Jokowi, kontribusi ASEAN terhadap pertumbuhan dan stabilitas keamanan di kawasan dihidupkan oleh empat roh.

Keempat roh yang meniupkan daya hidup ASEAN itu mencakup adanya visi jangka panjang yang jelas; kesigapan menangani krisis; potensi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan (epicentrum of growth); dan transformasi ASEAN Outlook Indo-Pacifik menjadi program kerjasama konkret.

Dari keempat roh ASEAN ini, sepertinya upaya mentransformasikan konsep normatif ASEAN Outlook menjadi program kerja sama konkret menjadi tantangan utama agar ASEAN benar-benar ”relevant and matters”.

Sebab, agar manfaat ASEAN benar-benar dirasakan rakyat sesuai dengan kredo “diplomasi membumi” yang sering digaungkan Kemlu, Indonesia selama keketuaannya di ASEAN harus mampu menelurkan program konkret yang dapat memberi manfaat langsung bagi rakyat.

Namun, membangun kerja sama ekonomi antar-negara hanya mungkin jika stabilitas politik kawasan mendukung. Artinya, potensi konflik sebisa mungkin harus ditekan pada titik terendah.

Dalam konteks inilah, Presiden Jokowi menegaskan perlunya menurunkan tensi dan rivalitas serta membangun perilaku bekerjasama (habit of cooperation) di kawasan.

Justru kini yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana membangun kerja sama itu di tengah-tengah meningkatnya dinamika politik di kawasan?

Dorongan bagi negara di dunia untuk membangun kerja sama dengan ASEAN dan kawasan Asia Timur sungguh signifikan.

Dalam perspektif geo-ekonomi, pusaran ekonomi dunia (economic gravity) kini tidak lagi bertumpu di benua Amerika atau Eropa, tetapi bergeser ke kawasan Asia, yang ditandai oleh tingginya investasi, konsumsi domestik dan kedigdayaan budaya (Fareed Zakaria, The Post-American World, 2008).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com