JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Tim Delapan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Sudirman Said tetap meyakini, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin akan tetap mendapat dukungan dari kelompok Nahdlatul Ulama (NU).
Sekalipun, Pengurus Besar NU Yahya Cholil Staquf sebelumya menyatakan tak ada figur bacapres-bacawapres dari internal PBNU. Termasuk sikap politik putri mendiang Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid, yang menutup dukungan untuk Anies dan Cak Imin.
“Benar kita punya dukungan-dukungan ormas apapun, tentu punya dukungan partai tapi pada akhirnya adalah orang memilih orang,” ujar Sudirman di Sekretariat Perubahan (Sekper), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (7/9/2023).
Baca juga: Cak Imin Keluar dari KPK Usai Jalani Pemeriksaan Selama 5 Jam
Ia optimistis masih ada individu yang tergabung dengan ormas atau partai tertentu sebenarnya yang ingin memilih Anies dan Muhaimin.
“Bahkan pemilih partai yang partainya tidak mendukung Pak Anies pun dalam survei kan ada yang bergerak ke tempat Pak Anies,” sebut dia.
Meski begitu, Sudirman menghargai pernyataan Yahya dan sikap politik Yenny.
Baginya, dalam negara demokrasi semua pihak bebas untuk menyatakan pendapatnya.
“Tapi kita ingin berjuang terus untuk meyakinkan rakyat bahwa Pak Anies dan Pak Muhaimin adalah pilihan yang terbaik yang bisa kita tawarkan,” ucapnya.
Baca juga: Cak Imin Diperiksa KPK, Anies: Saya Yakin Tidak Ada Masalah
“Jadi insya Allah kita bisa kelola (suara NU) dan tentu saja kita akan terus berkomunikasi dengan siapapun,” imbuh dia.
Sebelumnya, Yenny menyatakan telah menutup pintu dukungan untuk Anies dan Muhaimin.
Hal itu didasari oleh konflik berkepanjangan antara Yenny dan Muhaimin soal dualisme yang sempat terjadi di internal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) jelang Pemilu 2009.
Bagi Yenny, Muhaimin telah melakukan operasi politik yang mengkhianati Gus Dur.
Sementara, Muhaimin mengatakan isu tersebut selalu muncul jelang pemilu. Sebaliknya, Muhaimin mengklaim malah kepemimpinannya yang sempat dikudeta oleh Gus Dur di PKB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.