JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, para pemimpin negara ASEAN sepakat menyatakan tidak ada kemajuan signifikan dalam implementasi Five Points of Consensus terkait Myanmar.
Retno menuturkan, mandat dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-41 dan ke-42 itu menjadi topik yang dibahas dalam sesi retreat KTT ke-43 ASEAN di Jakarta Convention Center, pada Senin (5/9/2023) sore tadi.
"Mengenai masalah Myanmar, para pemimpin me-review implementasi dari Five Point Consensus sesuai dengan mandat dari KTT 40 dan 41. Kesimpulannya, tidak ada kemajuan yang signifikan dalam implementasi Five Point of Consensus," kata Retno.
Baca juga: Menlu Retno Sebut Pemimpin ASEAN Sepakat Ubah Nomenklatur Sekretariat Jadi Markas Besar
Retno menuturkan, para pemimpin negara ASEAN memahami situasi yang pelik, rumit, dan tidak mudah untuk diselesaikan.
Ia menyebutkan, para pemimpin juga mengapresiasi upaya yang sudah dilakukan Indonesia dalam menangani isu tersebut.
Retno mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyatakan bahwa Indonesia telah melakukan 145 engagements terkait isu Myanmar dalam sembilan bulan terakhir.
"Ini adalah engagements yang paling banyak dan paling intensif yang pernah dilakukan oleh ASEAN," ujar Retno.
Baca juga: Bertemu Menlu G20, Retno Marsudi: 349 Juta Orang di 79 Negara Alami Food Emergency
Pertemuan KTT ke-43 ini pun menghasilkan beragam keputusan terkait isu Myanmar, yakni, Five Point of Consensus tetap menjadi rujukan utama, mendesak penghentian kekerasan, melanjutkan engagement dengan stakeholder.
Kemudian, membentuk troika untuk keberlanjutan penangan isu karena para pemimpin memahami bahwa situasi di Myanmar tidak akan berubah dalam waktu satu tahun.
"Dan karena komitmen ASEAN untuk terus membantu rakyat Myanmar, maka disepakati pembentukan troika antara current chair, previous chair, dan next chair," kata Retno.
Ia melanjutkan, para pemimpin juga sepakat untuk mempertahankan keterwakilan nonpolitis Myanmar, keketuaan ASEAN akan dipegang oleh Filipina, dan berkomitmen untuk melanjutkan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Myanmar.
"Dalam pertemuan tadi para Pemimpin juga mengapresiasi upaya Ketua, Indonesia, dalam meningkatkan atau melanjutkan humanitarian assistance," ujar Retno.
Baca juga: Menlu Retno Marsudi: Yang Dapat Menolong Myanmar adalah Bangsa Myanmar Sendiri
Untuk diketahui, Five Point of Konsensus dihasilkan dalam pertemuan para pemimpin dan perwakilan negara-negara ASEAN yang membahas solusi bagi krisis politik di Myanmar pada April 2021 lalu.
Five Point of Consensus ini dibuat merespons kudeta yang terjadi di Myanmar.
Berikut isi Five Point of Consensus yang disepakati oleh negara-negara ASEAN: