JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) buka suara mengenai anggapan kementeriannya tidak prihatin dan tidak meminta maaf atas polusi udara yang makin memburuk belakangan ini.
Direktur Pengendalian Pencemaran Udara KLHK, Luckmi Purwandari mengatakan, minta maaf saja tidak akan mengurangi polusi udara dan dampaknya.
Menurutnya, polusi udara menjadi pekerjaan rumah semua pihak. Mengingat, polusi tercipta karena kontribusi dari berbagai pihak.
"Harus minta maaf dan sebagainya saya kira tidak cukup minta maaf. Ini memang PR (pekerjaan rumah) kita semua, dan termasuk lingkungan itu adalah korban," kata Luckmi dalam diskusi secara daring di Jakarta, Kamis (31/8/2023).
Baca juga: Kemenkes Terbitkan Surat Edaran Penanggulangan Dampak Polusi bagi Kesehatan
Luckmi mengatakan, musim kemarau turut memengaruhi polusi udara semakin terasa. Sebab, saat musim hujan, polusi tidak terasa separah saat ini.
"Kenyataannya ketika musim penghujan, tidak ada kasus udara yang separah ketika musim kemarau. Artinya, musim itu juga berpengaruh," ujarnya.
Lebih lanjut, Luckmi mengungkapkan, lingkungan hidup dan hutan yang menjadi bidang utama yang diurus KLHK juga menjadi korban.
Oleh karena itu, ia meminta semua pihak turut berbenah mengatasi masalah yang terjadi.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah mengurangi penggunaan kendaraan yang menjadi sumber polusi udara.
"Atas kesadaran sendiri semua orang mengurangi penggunaan kendaraan. Industri juga begitu, dan tidak membakar sampah juga," kata Luckmi.
Baca juga: Tren Polusi Udara Jabodetabek 2 Tahun Terakhir Lampaui Batas Aman WHO
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.