JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan soal rencana investasi Pertamina di Republik Kenya usai bertemu dengan Presiden William Ruto di State House, Nairobi, Kenya, Senin (21/8/2023).
Hal itu disampaikan Jokowi dalam konferensi pers bersama Presiden William Ruto yang disiarkan YouTube resmi Official State House Kenya pada Senin sore.
Menurut Jokowi, nilai investasi itu sebesar 1,5 miliar dollar Amerika Serikat (AS), setara dengan Rp 22.989.525.037.485,57 atau hampir Rp 23 triliun.
"Indonesia ingin meningkatkan investasi di Kenya. Terutama, di sektor energi. Untuk itu, saya minta dukungan agar investasi Pertamina dengan Geothermal Development Company (GDC) senilai 1,5 miliar dollar Amerika Serikat (AS) dan dengan Guma Group dapat segera terealisasi," ujar Jokowi.
"Dan (dapat) diperluas di bidang energi baru terbarukan serta perlunya dibentuk bilateral investment treaty antara kedua negara," katanya lagi.
Baca juga: Jokowi Tiba di Kenya untuk Memulai Lawatan ke Sejumlah Negara di Afrika
Untuk diketahui, GDC merupakan perusahaan energi milik pemerintah Republik Kenya.
Sementara itu, Guma Group merupakan perusahaan investasi yang berbasis di Afrika Selatan.
Selain itu, Jokowi mengatakan, pertemuan dirinya dan Presiden Ruto juga membahas sejumlah kerja sama lainnya
Di antaranya, kerja sama antara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kedua negara yang menggandeng Biofarma dan Biovax serta Generic Africa Ltd mengenai vaksin dan produk farmasi.
Jokowi berharap, kerja sama tersebut bisa diperluas untuk produk obat dan produk farmasi lainnya.
Baca juga: Kunjungi Afrika Bersama Jokowi, Pertamina Hasilkan Kesepakatan dengan Perusahaan Energi Kenya
Kemudian, Jokowi meengatakan, ia sudah menyampaikan komitmen bantuan dana dari Indonesia melalui Indonesian Aid untuk Kenya.
Dana dari Indonesia untuk Kenya itu diperuntukkan bagi kesehatan, ketahanan pangan, dan penanganan bencana.
Ke depannya, bantuan dana ini akan terus ditingkatkan, khususnya untuk sektor yang menjadi prioritas Kenya.
Lebih lanjut, kata Jokowi, dalam kondisi ketidakpastian global saat ini, sudah saatnya semua negara kawasan global south memperkokoh kembali Bandung Spirit yang pernah ditegaskan dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955 silam.
Sebagaimana diketahui, negara-negara global south adalah negara yang berada di kawasan Afrika, Asia, Amerika Latin dan Karibia.