Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Koalisi Gemuk Prabowo, PKS: Megawati pada 2004 Didukung Semua Partai Besar, yang Menang SBY

Kompas.com - 16/08/2023, 05:33 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan, PKS tidak khawatir dengan koalisi pendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menggemuk.

Menurut HNW, yang paling penting adalah bagaimana pasangan calon (paslon) yang diusulkan koalisi bisa memenuhi harapan masyarakat.

"Enggak ya, kami tidak khawatir dengan koalisi gemuk atau kurus. Yang terpenting adalah memenuhi syarat minimal, dan yang terpenting adalah betul-betul bisa memenuhi harapan dari para masyarakat. Dan apalagi kami menginginkan adanya perubahan," ujar HNW saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (15/8/2023).

Baca juga: Anies Disebut Akan Umumkan Bakal Cawapres 18 Agustus, PKS: Lebih Cepat, Lebih Bagus

HNW lantas mengungkit kejadian di Pilpres 2004 silam. Kala itu, PKS dalam posisi mendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK).

Ia mengatakan, tidak ada partai besar yang mendukung pasangan SBY-JK ketika maju di Pilpres 2004.

Menurutnya, semua partai besar mendukung pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi.

Namun demikian, yang memenangkan Pilpres 2004 malah pasangan SBY-JK.

"Partai-partai besar, tiga partai besar, semuanya malah bersama dengan Bu Megawati dan KH Muzadi. Tapi nyatanya yang menang justru Pak SBY," katanya.

Baca juga: Hadapi Pilpres 2024, Prabowo Bentuk Kelompok Kerja Transformasi Bangsa

HNW mengatakan, kemenangan SBY di tahun 2004 itu menjadi fakta yang juga pengalaman empirik, di mana kemenangan pilpres bukan sekadar berdasarkan banyaknya partai pendukung.

Akan tetapi, pilihan rakyat dan kesolidan partai pendukung betul-betul harus satu sikap dengan pimpinan partai.

"Kan banyak yang mengatakan pimpinan ke sana, tapi warganya ke mana. Jadi itu bagian-bagian yang saya kira akan kita buktikan lagi," ujar HNW.

HNW mengungkapkan, PKS justru menyambut baik koalisi gemuk Prabowo. Dengan begitu, minimal akan ada tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang maju di Pilpres 2024.

Baca juga: Terima jika AHY Jadi Bakal Cawapres Anies, PKS: Tak Punya Sandungan Masalah di Masa Lalu

HNW pun menantikan kontestasi pilpres kali ini betul-betul dimulai dengan adu gagasan, kinerja, dan track record.

"Saya selalu mengatakan, memang sesungguhnya kegiatan kita itu jangan disingkat pemilu karena pemilu bisa membuat pilu. Dan ini negara sudah mengeluarkan puluhan triliun, tetapi kalau hasilnya membuat pilu, tentu jangan," katanya.

"Tapi koalisi dari partai-partai itu hak dari masing-masing partai, kami menghormati. Kami sudah memutuskan untuk berkoalisi mendukung Pak Anies," ujar HNW lagi.

Sebagai informasi, koalisi pendukung Prabowo kian menggemuk usai sejumlah partai mendeklarasikan Menteri Pertahanan tersebut sebagai bakal capres.

Kini, Prabowo didukung oleh empat partai parlemen, yakni Partai Gerindra, Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Baca juga: Nasdem Kalah Suara, Demokrat-PKS Sepakat Anies Segera Umumkan Bakal Cawapres

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com