Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Indonesia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Belanda Tepat di Peringatan Hari Kemerdekaan

Kompas.com - 14/08/2023, 17:01 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia pernah memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda pada 17 Agustus 1960 atau tepat ketika bangsa Indonesia merayakan hari kemerdekaannya ke-15.

Pangkal permasalahan Indonesia memutuskan hubungan diplomatik ini karena Belanda tak mau menyerahkan wilayah Irian Barat kepada Indonesia.

Dikutip dari laman Kemlu.go.id, pemutusan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Belanda pada 17 Agustus 1960 disusul dengan persiapan militer untuk membebaskan Irian Barat.

Guna melancarkan operasi militer besar-besaran ini, Indonesia juga melancarkan berbagai misi untuk mendapatkan bantuan persenjataan dari China, Uni Soviet, hingga Yugoslavia.

Baca juga: Kisah Kapal Selam Tjandrasa Sukses Susupkan Pasukan RPKAD ke Teluk Tanah Merah

Di saat bersamaan, ketika Belanda terus bersikeras mempertahankan Irian Barat, Indonesia berlahan mulai mempertebal kekuatan militernya.

Persenjataannya pun terbilang sangat modern di era itu. Saat itu, Indonesia mendatangkan puluhan pesawat pengebom Toplev Tu-16 hingga 12 kapal selam kelas Whiskey dari Uni Sovet.

Selain itu, AURI juga mengoleksi 49 pesawat MiG-17 Fresco. Ada juga P-51 Mustang, Il-28 Beagle, B-25 Mitchell, B-26 Invader, C-47 Dakota serta C-130 Hercules.

Presiden Sukarno akhirnya mengeluarkan perintah "Tri Komando Rakyat" atau Trikora pada 19 Desember 1961 untuk membebaskan Irian Barat dari cengkraman Belanda.

Dalam pelaksanaannya, Mayor Jenderal Soeharto dipercaya menjadi Panglima Komando Mandala Pembebasan Irian Barat.

Komando Mandala Pembebasan Irian ini membawahi unsur Komando Mandala Darat yang dipimpinnya, Komando Mandala Laut dipimpin oleh Laksamana Sudomo, dan Komando Udara dipimpin oleh Komodor Leo Watimena.

Dikutip dari laman hmsoeharto.id, pada Januari 1962, Soeharto dipercaya menjabat Deputi Wilayah Indonesia Timur menggantikan Mayor Jenderal Ahmad Yani. Ia merangkap sebagai Panglima Mandala Pembebasan Irian Barat.

Baca juga: Kisah Pesawat Pengebom Tu-16 AURI Lolos Kejaran Jet Javelin Inggris

Selanjutnya, Soeharto mendirikan Markas Besar Komando Mandala di Ujung Pandang yang kini bernama Makassar.

Dalam pelaksanaannya, Soeharto mengeluarkan perintah kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pembebasan Irian Barat.

Ia meminta supaya bendera Merah Putih harus berkibar di Irian Barat tepat pada 17 Agustus 1962 lewat operasi yang diberi sandi Operasi Jayawijaya. Operasi ini menjadi operasi militer terbesar sepanjang sejarah Indonesia.

Operasi pembebasan ini diperkirakan memakan waktu lima hari. Hari
H operasi pun ditentukan pada 12 Agustus 1962 dengan hari pendaratan di Biak.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com