JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda berpandangan bahwa Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) tidak bisa menang jika tanpa kehadiran PKB.
Ia mencontohkan jika Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar gabung KKIR tanpa PKB, tetap tidak bisa mengangkat suara bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto untuk menang.
"Saya sering sampaikan kalau ada partai misalnya PAN dan Golkar gabung, saya nyebutnya itu reuni 2014. Dan tidak akan berefek apapun di mata saya bagi pemenangan di Pilpres 2024," kata Huda dalam talkshow yang digelar di Kantor DPP PKB bertajuk "PKB Mendengar: Gus Imin Pilih Siapa?", Selasa (1/8/2023).
Baca juga: Gerindra Beri Sinyal Partai Besar di Parlemen Bakal Ikut Dukung Prabowo
Ia menilai alasan Prabowo kalah pada dua Pilpres sebelumnya karena kurangnya kurangnya elektoral di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Menurut Huda, sosok yang bisa memperkuat insentif elektoral Prabowo dan Gerindra hanya Ketum PKB Muhaimin Iskandar beserta partainya.
"Nah diskusi ini yang sedang terus berlangsung antara kami dengan Gerindra, bahwa dari sekian banyak koalisi yang terbaik, menurut kita adalah PKB-Gerindra, sama-sama punya basis yang saling membutuhkan," ujar dia.
Ketua Komisi X DPR ini menjelaskan bahwa PKB adalah partai politik yang memenangkan Pemilu 2019 di Jawa Timur dan pemenang kedua di Jawa Tengah.
Baca juga: Di Tengah Gonjang-ganjing Golkar, Nusron Wahid Usul Duet Prabowo-Gibran
Pada saat bersamaan, lanjut Huda, Gerindra adalah pemenang di Jawa Barat dan Banten.
"Jadi dua-duanya saling melengkapi," imbuh dia.
Huda meyakini, Prabowo memahami hitung-hitungan tersebut jika ingin menang Pemilu 2024.
Lebih lanjut, baik Prabowo dan Muhaimin juga dinilai memiliki kekuatan soal ketokohan di internal partai.
Menurut dia, tidak ada tokoh selain Prabowo dan Muhaimin yang bersinar di masing-masing internal partai.
"Partai-partai yang lain faksionalisasi menurut saya. Saya membayangkan instruksi ketua umumnya enggak akan jalan dengan maksimal, di partai-partai yang lain," tutup Huda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.